Denpasar, Dewata News. Com - Banyaknya peristiwa yang terjadi saat ini yang berpotensi menjadi ancaman terhadap eksistensi bangsa Indonesia serta ideologi Pancasila harus disikapi serius oleh seluruh lapisan masyarakat. Untuk mengantisipasi terjadinya hal hal yang tidak diinginkan , maka seluruh komponen masyarakat khususnya para tokoh dan pemimpin di dalam masyarakat diharapkan dapat mengajarkan kembali serta menjadi teladan dari implementasi ideologi Pancasila yang berpegang pada semboyan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan hidup bangsa Indonesia dalam bermasyarakat.
Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menghadiri acara Nusantara Bersatu yang dilaksanakan di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Rabu (30/11).
“Tinggal sekarang pelaksanaannya bagaimana, jangan hanya sekedar tahu, oleh karena itu saya mengharapkan para tokoh dan para pemimpin ini mengajarkan kembali dan memberikan teladan bahwa kita ini hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila yang didalamnya ada ideologi kita Bhineka Tunggal Ika,” tegas pastika yang mengaku bahwa pengamalan, pemahaman dan penghayatan tersebut merupakan hal yang paling penting bukan hanya sekedar semboyan yang bisa diucapkan dan dituliskan kapan saja.
“Kalau semboyan saja semua bisa, mencantumkan ditulisan semua bisa, orasi semua bisa, persoalannya sekarang seberapa jauh kita bisa melaksanakan butir – butir dari Pancasila tersebut,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Pastika mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk merenungkan kembali sudahkah kita bisa melaksanakan dan mengamalkan Pancasila tersebut dan ia mengingatkan para tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk tidak memprovokasi dan memperbesar jika terjadi permasalahan.
“Para tokoh masyarakat dan tokoh agama itu jangan malah memprovokasi dan memperbesar perbedaan tersebut, masri kita pahami dan amalkan Pancasila tersebut,” tegas Pastika.
Ia sangat yakin kalau masyarakat Indonesia mau berkomitmen dan konsisten dalam mengamalkan Pancasila, Indonesia akan menjadi negara yang sangat damai, kuat dan tetap bersatu. Lebih lanjut ditegaskan pastika, bagi para generasi muda diharapkan sudah mulai untuk bertanya apa itu sebenarnya Pancasila, apakah aku Indonesia atau Indonesia adalah aku, karena sering kali saat ini masyarakat khsususnya generasi muda tidak paham, gagal paham dan tidak mau paham terhadap materi yang terkandung di dalam Pancasila tersebut.
Sementara itu, Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Provinsi Bali I Dewa Agung Sugandha dalam orasi kebangsaannya menyatakan bahwa bangsa yang kuat adalah bangsa yang mampu melalui masalah – masalah besar dan saat ini Indonesia sedang diuji dengan masalah besar yakni ancaman tergoyahkannya persatuan dan kesatuan serta ideologi Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia.
Menurutnya, hal tersebut akan bisa dilalui jika masyarakat Indonesia mampu untuk memahami dan benar – benar mengamalkan isi dari Pancasila tersebut sehingga mampu untuk menciptakan sikap toleransi, kerukunan dan juga inklusif. Karena pancasila tersebut bukan mutlak dimiliki oleh sebuah era dan sekelompok orang melainkan sebuah dasar negara yang menjadi pilar bangsa Indonesia dan wajib uyntuk dipahami dan diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia guna terciptanya persatuan dan kesatuan.
Oleh karena itu, melihat kondisi saat ini yang masih sangat jauh dari yang diharapkan, maka perlu dilakukan sebuah komunikasi bersama dalam upaya untuk me reaktualisasi pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam menanggulangi paham – paham tradikalisem yang mampu merusak dan memecah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Sementara itu Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali Ida I Dewa Ngurah Suasta yang juga berorasi pada kesempatan itu mengatakan bahwa Bali sudah menjadi ikon nasional dalam menjaga kerukunan umat beragama. Ia mengatakan, dalam mempertahankan hal tersebut, Bali memiliki identitas filosofis, menguatkan Pancasila yaitu konsep menyama braya, dan tat twam asi.
Oleh karena itu ia kembali mengajak semua masyarakat dari lapisan suku dan agama di Bali berkumpul dan berdoa agar semangat ini bisa ditularkan ke seluruh Indonesia khususnya ke Jakarta untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Menurutnya kerukunan yang dibangun Indonesia berdasarkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika adalah wadah persatuan dan kesatuan Republik Indonesia.
Acara tersebut juga diisi dengan pembacaan puisi kebangsaan dari Komang Diah Restu Suari yang merupakan siswi SMA Negeri 1 Gianyar yang kemudian dilanjutkan dengan doa bersama yang dimpimpin langsung oleh 6 orang tokoh agama yang berdoa secara bergiliran sesuai dengan agamanya masing – masing. (DN - IrP)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com