Buleleng, Dewata News. Com — Mewakili Plt.Bupati Buleleng, Sekda Kabupaten Buleleng Ir. Dewa Ketut Puspaka,MP membuka kegiatan seni karawitan ”Utsawa Merdangga Gong Kebyar Wanita” tahun 2016, di panggung terbuka eks Pelabuhan Buleleng, Selasa (22/11) malam.
Didampingi Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, Sekda Dewa Ketut Puspaka melakukan pemukulan gong sebagai tanda resminya dimulai Gong Kebyar Wanita yang merupakan duta-duta kecamatan di Kabupaten Buleleng menunjukkan kebolehan di depan publik.
Terlebih Buleleng merupakan embrio keberadaan gong kebyar di daerah Bali yang dikenal dengan gamelan ”pacek”. Namun setelah berkembang ke Bali Selatan, gamelan ”pacek” di”bombatis” jadi gamelan “gantung”.
Seperti diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng, Ir.Nyoman Sutrisna, kegiatan Utsawa Merdangga Gong Kebyar Wanita se-Kabupaten Buleleng sebagai salah upaya pelestarian seni gong kebyar yang merupakan cikal bakal kesenian yang sejak ratusan tahun berkembang hingga pelosok desa.
Acara yang diselenggarakan di panggung terbuka, depan dermaga eks Pelabuhan Buleleng ini akan berlangsung selama lima hari, yang setiap malam menampilkan duta kecamatan mengadu kebolehan mengiringi berbagai tarian yang wajib dipertontonkan kepada publik.
Pada malam pertama Utsawa Merdangga diwarnai penampilan Sekeha Gong Kebyar Wanita dari Desa Umajero yang dipercaya mewakili Kecamatan Busungbiu dan Sekeha Gong Kebyar Wanita dari Desa Pancasari sebagai duta Kecamatan Sukasada.
Kepiawaian dua Sekeha Gong Kebyar Wanita di atas panggung terbuka malam itu mendapat apresiasi masyarakat yang membludak, kendati duduk bersimpuh di atas aspal, depan panggung kehormatan bagi para pimpinan SKPD lingkup Pemkab Buleleng, maupun undangan pejabat lainnya. (DN ~ TiR).—
Didampingi Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, Sekda Dewa Ketut Puspaka melakukan pemukulan gong sebagai tanda resminya dimulai Gong Kebyar Wanita yang merupakan duta-duta kecamatan di Kabupaten Buleleng menunjukkan kebolehan di depan publik.
Terlebih Buleleng merupakan embrio keberadaan gong kebyar di daerah Bali yang dikenal dengan gamelan ”pacek”. Namun setelah berkembang ke Bali Selatan, gamelan ”pacek” di”bombatis” jadi gamelan “gantung”.
Seperti diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng, Ir.Nyoman Sutrisna, kegiatan Utsawa Merdangga Gong Kebyar Wanita se-Kabupaten Buleleng sebagai salah upaya pelestarian seni gong kebyar yang merupakan cikal bakal kesenian yang sejak ratusan tahun berkembang hingga pelosok desa.
Acara yang diselenggarakan di panggung terbuka, depan dermaga eks Pelabuhan Buleleng ini akan berlangsung selama lima hari, yang setiap malam menampilkan duta kecamatan mengadu kebolehan mengiringi berbagai tarian yang wajib dipertontonkan kepada publik.
Pada malam pertama Utsawa Merdangga diwarnai penampilan Sekeha Gong Kebyar Wanita dari Desa Umajero yang dipercaya mewakili Kecamatan Busungbiu dan Sekeha Gong Kebyar Wanita dari Desa Pancasari sebagai duta Kecamatan Sukasada.
Kepiawaian dua Sekeha Gong Kebyar Wanita di atas panggung terbuka malam itu mendapat apresiasi masyarakat yang membludak, kendati duduk bersimpuh di atas aspal, depan panggung kehormatan bagi para pimpinan SKPD lingkup Pemkab Buleleng, maupun undangan pejabat lainnya. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com