Jakarta, Dewata News. Com - Anton Hardianto alias Aji, 34 tahun, pemimpin Padepokan Satria Aji menggunakan racun sianida untuk membunuh dua pengikutnya Ahmad Sanusi dan Shendy Eko Budianto. Penggunaan sianida ini dilakukan Anton karena terinspirasi kasus pembunuhan yang dilakukan Jessica Kumala Wongso.
Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Teguh Nugroho mengatakan, kejadian berawal saat kedua korban datang ke padepokan membawa mobil New Avanza berwarna putih. Mereka diajak Anton ke Tangerang untuk menggandakan emas.
Namun sebelum berangkat, pelaku membeli kopi di warung dengan menggunakan gelas plastik yang telah dicampur racun sianida. “Caranya disiapin kopi lalu sudah disiapkan potasium sianida, korban disuruh pelaku untuk minum sebelum berangkat. Pelaku mengaku cara itu terinspirasi kasus Jessica,” kata Kompol Teguh Nugroho, Selasa (4/10).
Kompol Teguh menjelaskan pelaku membohongi korban dengan mengatakan minuman tersebut adalah jamu untuk sehat. Tidak sampai satu menit berselang, kedua korban langsung terkapar.
“Dituangin sianida ke gelas korban itu. Cepat minum katanya. Enggak lama setelah minum korban kolaps muntah, bekas muntahnya ada juga. Mirip kayak di kasus Jessica mulut korban hitam, berbusa,” tutur Kompol Teguh.
Pelaku biasa menonton sidang kasus Jessica dan terinspirasi menghabisi nyawa korban dengan cara yang sama. Saat itu tidak ada saksi yang melihat kejadian tersebut. “Nonton di persidangan Jessica di TV. Kopi hitam beli di warung, dibungkus pakai plastik gelas air mineral. Minumnya di padepokan saksi enggak ada. Pelaku mau buat skenario kayak kasus Jessica,” tutup Kompol Teguh.
Anton menuturkan, mendapat racun Sianida dari kampung halamannya di Jawa Timur. Racun itu sengaja disimpan untuk meracun ikan. "Itu sisa dari kampung emang ada saya simpan," ujarnya.
Dia mencampur racun itu dalam kopi persis seperti kasus yang menewaskan Wayan Mirna Salihin. Untuk mengaburkan petugas, Anton juga menyamarkan bahwa pelakunya bukanlah dia. Dia memakai tokoh fiktif seolah Anton bukanlah aktor utama.
Belakangan diketahui kalau pelakunya adalah Anton sendiri. Kedua korban langsung tewas setelah minum kopi racikan Anton. "Saya bawa ke Limo. Dibuang disana," ceritanya.
Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Teguh Nugroho mengatakan, kejadian berawal saat kedua korban datang ke padepokan membawa mobil New Avanza berwarna putih. Mereka diajak Anton ke Tangerang untuk menggandakan emas.
Namun sebelum berangkat, pelaku membeli kopi di warung dengan menggunakan gelas plastik yang telah dicampur racun sianida. “Caranya disiapin kopi lalu sudah disiapkan potasium sianida, korban disuruh pelaku untuk minum sebelum berangkat. Pelaku mengaku cara itu terinspirasi kasus Jessica,” kata Kompol Teguh Nugroho, Selasa (4/10).
Kompol Teguh menjelaskan pelaku membohongi korban dengan mengatakan minuman tersebut adalah jamu untuk sehat. Tidak sampai satu menit berselang, kedua korban langsung terkapar.
“Dituangin sianida ke gelas korban itu. Cepat minum katanya. Enggak lama setelah minum korban kolaps muntah, bekas muntahnya ada juga. Mirip kayak di kasus Jessica mulut korban hitam, berbusa,” tutur Kompol Teguh.
Pelaku biasa menonton sidang kasus Jessica dan terinspirasi menghabisi nyawa korban dengan cara yang sama. Saat itu tidak ada saksi yang melihat kejadian tersebut. “Nonton di persidangan Jessica di TV. Kopi hitam beli di warung, dibungkus pakai plastik gelas air mineral. Minumnya di padepokan saksi enggak ada. Pelaku mau buat skenario kayak kasus Jessica,” tutup Kompol Teguh.
Anton menuturkan, mendapat racun Sianida dari kampung halamannya di Jawa Timur. Racun itu sengaja disimpan untuk meracun ikan. "Itu sisa dari kampung emang ada saya simpan," ujarnya.
Dia mencampur racun itu dalam kopi persis seperti kasus yang menewaskan Wayan Mirna Salihin. Untuk mengaburkan petugas, Anton juga menyamarkan bahwa pelakunya bukanlah dia. Dia memakai tokoh fiktif seolah Anton bukanlah aktor utama.
Belakangan diketahui kalau pelakunya adalah Anton sendiri. Kedua korban langsung tewas setelah minum kopi racikan Anton. "Saya bawa ke Limo. Dibuang disana," ceritanya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com