Badung, Dewata News. Com - Tragedi bom Bali 1 yang terjadi 14 tahun silam tepatnya pada tanggal 12 Oktober 2002 yang menyebabkan jatuhnya korban ratusan jiwa telah mengingatkan akan pentingnya kerjasama dan saling bahu membahu antara semua komponen masyarakat dalam menjaga keamanan dan kondusifitas Bali.
Termasuk peran daripada pengaman tradisional seperti pecalang juga harus ditingkatkan peran dan fungsinya di samping kerjasama antar negara dalam melawan aksi teror sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan sehingga tragedi kemanusiaan yang mengerikan tersebut tidak terjadi kembali.
Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutan lisannya pada saat Peringatan Bom Bali ke 14 di Monumen Bom Bali Kuta Rabu (12/10).
Lebih jauh Pastika menyampiakan bahwa peringatan terhadap tragedi tersebut dilakukan bukanlah ingin kembali memperparah rasa dendam atas peristiwa tersebut, melainkan untuk mengingatkan kita semua untuk selalu berhati hati dan penuh kewaspadaan serta meningkatkan rasa persaudaraan.
“Kita mungkin sudah memaafkan peristiwa tersebut,tapi tidak melupakan. Luka luka kita mungkin sudah sembuh namun bekas luka itu masih ada, untuk itu peringatan hari ini bukan untuk memperparah luka melainkan menguatkan kita untuk lebih bersatu dan beketjasama, bahu membahu menjaga keamanan bersama sama,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Pastika juga menyampaikan apresiasi serta penghargaannya atas kerjasama semua pihak yang telah membantu saat terjadinya bom Bali maupun pasca terjadinya bom yang telah banyak membantu dalam mengevakuasi korban serta mengungkap pelaku pemboman hingga membawa mereka ke ranah hukum. Ia juga menyampaikan ungkapan terima kasihnya kepada negara tetangga seperti Australia, Jepang ,Amerika Jerman serta negara lainnya yang telah banyak membantu pasca tragedi terjadi.
”Saya menyampiakan apresiasi yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu baik dalam penanganan korban bom maupun pasca terjadinya bom, kedepannya mari kita tingkatkan kerjasama , saling bertukar informasi dan mencegah agar peristiwa ini tidak terulang kembali," tuturnya.
Sementara itu perwakilan Yayasan Isana Dewata sebagai yayasan yang menaungi janda dan anak korban bom Bali Wayan Sudiana menyampaikan bahwa dalam memperingati 14 tahun bom Bali ini pihaknya meluncurkan satu buku cerita yang berisika curahan hati dan pengalaman para korban teror.
Disamping itu juga peluncuran buku ini sebagai wujud sumbangsih mereka untuk Provinsi Bali sebagai dokumen sejarah yang tidak dilupakan. Sudiana juga menyampaikan harapannya akan adanya Trauma Centre bagi para korban sehingga mereka bisa menghilangkan trauma. Dalam acara yang juga dihadiri oleh Konsul Jenderal Australia Helena Studdert, Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali Nyoman Wenten, Pastika beserta undangan juga melakukan doa bersama, peletakan karangan bunga serta menyalakan lilin di Monumen Bom Bali untuk mengenang kembali para korban dalam peristiwa yang menggemparkan dunia tersebut. (DN - HuM)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com