Buleleng, Dewata News. Com — Sudah menjadi suatu tuntutan, bahwa sekolah harus memiliki fasilitas belajar yang memadai dan dalam kondisi yang baik, hal ini bertujuan untuk menunjang jalannya proses belajar mengajar di sekolah. SMP Satu Atap Negeri 1 Tejakula telah diresmikan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Sabtu (22/10) kemarin, bertempat di Desa Les Kecamatan Tejakula.
Bupati Agus Suradnyana menyambut baik atas peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan yang secara sungguh–sungguh dan konsisten membantu pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pendidikan.
”Pendirian SMP di Desa Les dari penyedian tempat melalui diregrouping dua SD yang ada di desa Les menjadi tempat proses pemelajaran SMP Satu Atap Negeri 1 Tejakula. Dengan adanya SMP Satu Atap Negeri 1 Tejakula yang jaraknya tidak terlalu jauh dari permukiman warga ini semoga mampu meningkatkan minat anak dalam bersekolah dan kedepannya bisa bermunculan tunas-tunas yang sukses” ujar Bupati PAS.
Agus Suradnyana juga mengatakan, pendidikan merupakan infestasi jangka panjang yang harus dipersiapkan guna mencetak sumber daya manusia yang mampu menjawab tantangan zaman untuk itu dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) telah tercantum prioritas pembangunan, yaitu meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan di Buleleng. ”Bahwa pendirian sekolah ini salah satu cara yang lebih efektif untuk menjawab kebutuhan aksesibilitas pendidikan di Buleleng”, imbuhnya.
Pengagas pendirian SMP satu Atap Negeri 1 Tejakula Wayan Subawa saat ditemui usai acara menjelaskan, pendirian SMP Satu Atap Negeri 1 Tejakula berawal dari harapan masyarakat, karena kondisi ekonomi dan sosial terdapat banyak anak–anak yang tidak bisa mengikuti sekolah di luar Desa Les karena pertimbangan biaya transportasi. Akhirnya terbentuklah sebuah SMP Terbuka, pada tahun 2015 SMP Terbuka direncanakan akan di tutup. Terjadi kehawatiran pada masyarakat tentang kelanjutan dari sekolah putra–putrinya. Dari hal tersebut para pemuka masyarakat sering berdiskusi untuk memikirkan apa yang bisa lakukan.
“Kami coba untuk menjajagi kemungkinan untuk adanya sekolah di Desa Les, melihat aturan yang ada jarak dari sekolah negeri satu dengan yang lainnya 6 km, sementara Desa Les berada di posisi tengah–tengah 3 km dari Tejakula maupun dari, Sambirenteng. Jadi secara aturan memang nampaknya itu tidak mungkin tapi ada sebuah kondisi dua buah SD di Les yang satu halaman, yakni SD 3 dan 4 Les dalam konsisi tidak memungkinkan memenuhi standar pendidikan, sehingga secara aturan dia harus digabung” ungkapnya.
Yang Lebih luar biasa di rasakan masyarakat, disebutkan Wayan Subawa, kehadiran SMP Satu Atap Negeri 1 Tejakula sangat special dirasakannya, “Karena pada saat awal berdirinya sekolah ini kami sangat dibantu dari segi tenaga pengajar. Ada yang di mutasi dari guru negeri berjumlah tiga orang , dan diberikan delapan guru kontrak”, ungkapnya.
Harapannya kedepan SMP satu Atap Negeri 1 Tejakula bisa menjadi sebagai smp regular menjadi SMP Negri 6 Tejakula. (DN – TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com