Gianyar, Dewata News. Com - Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta menyampaikan keseriusannya terhadap pelestarian dan keberadaan lembu putih yang dikembangbiakkan oleh Yayasan Lembu Putih Sarwada Taro Gianyar. Hal itu disampaikannya di sela-sela acara Gerakan Penanaman Pohon Keanekaragaman Hayati dalam rangkaian Hari Lingkungan Hidup se Dunia 5 Juni 2016 dan HUT Pemprov Bali yang ke-58 sekaligus mengunjungi langsung kandang lembu putih yang berada di tengah kawasan pengembangan Taman keanekaragaman Hayati Desa Taro Kaja, Tegallalang, Minggu (12/6).
Sudikerta menambahkan bahwa aksi itu telah sejalan dengan tema Hari Lingkungan Hidup tahun ini yaitu Go Wild For Life atau upaya dalam memerangi perdagangan satwa liar.
“Mari kita berupaya bersama untuk melestarikan satwa ini karena lembu putih telah ditetapkan sebagai sumberdaya genetik/plasma nutfah (termasuk varietas unggul karena mempunyai kemampuan mewariskan sifat) Bali,” ujarnya.
Apalagi menurutnya, satwa ini sering digunakan sebagai sarana upacara yadnya, sshingga seluruh komponen diharapkan dapat bekerja keras untuk mempertahankan keberadaannya di muka bumi untuk menghindari kepunahan.
“Kita akan bantu lah, kasihan yayasan ngurusin sendiri, maka saya sudah sarankan untuk membuat proposal, kita punya simantri jadi dananya bisa kita bawa ke sana,” imbuhnya dalam sesi wawancara.
Lebih dari itu, Wagub Sudikerta juga mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan nyata dalam upaya pelestarian lingkungan di Bali, diawali dengan penanaman pohon baik di lingkungan terdekatnya dahulu seperti pekarangan rumah.
“Kita ingin ubah perilaku manusia yang awalnya menebang pohon menjadi menanam pohon,”harapnya.
Dia juga mengapresiasi dipilihnya desa Taro Kaja sebagai lokasi gerakan ini mengingat kawasan ini didukung oleh alam yang indah serta bisa dikembangkan sebagai ecotourismdengan lembu putih sebagi brandingnya. Sudikerta juga berharap gerakan ini bisa diikuti oleh masyarakat terutama para pelaku usaha agar mengalokasikan dana Coorperate Social Responsibility (CSR) pada kawasan Taman Taro Kaja ini dalam upaya mempercepat pencapaian program Bali Mandara di bidang lingkungan hidup yaitu Bali Green Province.
Sementara Kepala Badan Lingkungan (BLH) Hidup Prov Bali, Gede Suarjana, yang juga sebagai ketua panitia menyatakan bahwa keberadaan Lembu Putih memang sudah langka. Menurutnya 70 tahun yang lalu satwa yang hanya terdapat di desa Taro Kaja ini terdeteksi berjumlah hanya 43 ekor, dan jumlah itu semakin menyusut setiap tahunnya.
“Padahal satwa ini sangat berguna terutama sebagai sarana upacara yadnya, bahkan masyarakat di sini meyakini satwa ini sebagai tetamian dari Rsi Markandya,” ujarnya.
Selain sebagai sarana upacara, satwa ini juga diyakini masyarakat sebagai pembawa keberuntungan. Dalam laporannya, Suarjana menyampaikan alas an terpilihnya Taro Kaja sebagai lokasi karena dari segi ekologis memiliki keanekaragaman hayati yang lengkap seperti Lembu Putih, tatanan budaya yang unik serta merupakan kawasan yang sangat indah dan udara yang sejuk. Selain itu, pada pagi itu juga dilaksanakan kegiatan penanaman pohon.
Adapun tanaman yang dilestarikan pada pagi ini berupa jenis tanaman penghijauan, tanaman upakara, tanaman langka serta 1000 tanaman bambu.
Acara tersebut juga dimeriahkan dengan pelepasan burung pipit, cerucuk Bali dan kupu-kupu sebagai upaya memerangi kepunahan satwa liar. serta penyerahan bantuan CSR pembuatan biogas berupa sejumlah uang dari BPD Bali, serta penyerahan pupuk dan tanaman langka dari Indonesia Power. Kepala SKPD di lingkungan pemprov Bali, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, serta peserta dari siswa sekolah di sekitaran Tegalalang. (DN - HuM)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com