Jakarta,
Dewata News.com - Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menyiapkan
rancangan peraturan presiden tentang penetapan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila.
Selanjutnya, setiap tanggal 1 Juni akan ditetapkan sebagai hari libur nasional. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, hingga kini, rancangan perpres yang mengatur hal itu tersebut masih difinalisasi.
Presiden akan
segera menandatangani jika draf perpres selesai.
"Presiden Jokowi tak hanya menginginkan Pancasila dikenang dan diperingati atau hanya dilestarikan, tetapi juga benar-benar menjadi realitas dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia di berbagai aspek kehidupan," tutur Pramono seperti dikutipKompas, Rabu (25/05).
Pancasila,
lanjutnya, diharapkan benar-benar dilakukan dalam laku seluruh bangsa Indonesia
dan menjadi nyata hasilnya untuk masa depan Indonesia yang sejahtera.
Mengutip pidato
Presiden Jokowi saat peringatan Hari Lahir Pancasila di Alun-alun Kota Blitar, Jawa
Timur, 1 Juni 2015, Pramono menyebutkan, nilai-nilai Pancasila yang digagas Proklamator
Kemerdekaan RI, Soekarno, harus terus diperjuangkan.
"Tanpa
perjuangan, pesan dalam Pancasila tak akan
menjelma jadi realitas. Presiden Jokowi mengajak rakyat bersatu padu dan
bergotong royong mewujudkan cita-cita itu," ujarnya.
Dari informasi yang diterima Kompas, rancangan perpres tentang penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila sudah dibahas cukup lama dan berkali-kali di tingkat eselon I kementerian hingga tingkat menteri.
Sekitar dua
bulan lalu, rancangan perpres itu dibahas di Sekretariat Negara dan Sekretaris
Kabinet. Selama ini, 1
Juni belum ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hari Lahir Pancasila dan sebagai hari libur nasional.
Di awal Orde
Baru, 1 Juni malah pernah dilarang untuk diperingati, yang ada justru Hari
Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober.
Ketua Umum DPP
PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebelumnya sempat menyampaikan
keinginannya agar pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai hari nasional. Menurut
Megawati, hari tersebut harus menjadi hari peringatan lahirnya Pancasila.
Saat menjadi
pembicara kunci dalam seminar dan bedah buku Revolusi Pancasila di Jakarta Convention
Center, Selasa (27/10/2015), Megawati mengungkapkan bahwa Presiden keenam
Susilo Bambang Yudhoyono pernah berjanji akan menetapkan 1 Juni sebagai hari
nasional.
Menurut Megawati, 1 Juni dapat dimanfaatkan untuk memperingati hari kelahiran Pancasila dan momentum merekatkan bangsa.
"Saya nagih SBY
pada tanggal 1 Juni jadikan hari libur nasional. Sampai hari ini pun
boro-boro," kata Megawati.
Presiden kelima Republik Indonesia ini mengaku heran mengapa gagasan menetapkan 1 Juni sebagai hari nasional tidak kunjung terealisasi.
Ia menyayangkan
jika gagasan tersebut tidak diwujudkan karena ingin mengeliminasi peran
Presiden Soekarno dalam kelahiran Pancasila.
"Kalau seumpamanya bukan Bung Karno, apa dijadikan hari nasional? Aneh kadang pikiran bangsa kita ini, seperti ambivalen, sejarah diombang-ambing," ujarnya.
Nahdlatul Ulama
atau NU secara resmi dan kelembagaan sebelumnya meminta kepada Presiden
Jokowi untuk menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila.
Hal tersebut
disampaikan dalam peringatan Hari Lahir ke-93 NU di lapangan Candra Wilwatikta,
Pasuruan Jawa Timur. Ketua Umum
PBNU Said Aqil Siradj menyatakan, NU telah melakukan berbagai kajian
akademis, baik yang bersifat historis maupun ideologis. (DN ~ Kompas.com)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com