PENGAMAT pendidikan, Drs.I Gusti Ngurah Agung,
mengatakan, indeks integritas sekolah yang sudah berhasil diraih dengan
kejujuran, terlebih melalui UNBK, seyogyanya memperoleh apresiasi semua
pihak. Salah satu wujud apresiasi tersebut, nilai indeks integritas itu
diperhitungkan dalam sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Menurutnya perlu ada semacam pembobotan, baik nilai UN maupun nilai
indeks integritas dalam pengaturan PPDB.
"Hemat saya, harusnya ada semacam pembobotan, agar lulusan dari sekolah yang indeks integritasnya tinggi dan rendah, merasakan keadilan dan kewajaran. Bagaimana bentuk pembobotannya, carilah formula yang dirasakan berkeadilan. Jangan lulusan sekolah yang jujur, berintegritas, nilai UN-nya dikalahkan oleh sekolah yang relatif kendor kejujurannya tapi meraih nilai UN yang lebih tinggi,” papar Ngurah Agung, Jumat (20/05).
Ketua Dewan Pendidikan Buleleng ini menerangkan, tahun ini sudah memasuki tahun kedua keberadaan nilai
indeks integritas. Tetapi sesuai Pedoman Pelaksanaan PPDB Tahun
Pelajaran 2016/2017 sama sekali tidak diperhitungkan. Tetap saja nilai
UN yang diperhitungkan. Keadaan ini bisa menimbulkan rasa ketidakadilan
dan kekecewaan bagi sekolah yang sudah berhasil meraih indeks integritas
yang tinggi, dengan kejujurannya yang mungkin nilai UN-nya tidak
setinggi lulusan sekolah yang nilai indeks integritasnya lebih rendah.
Ngurah Agung menjelaskan, Mendikbud sudah memberi apresiasi tinggi
terhadap nilai indeks integritas, dalam bentuk mengundang para kepala
sekolah yang sekolahnya meraih indeks integritas tinggi ke Istana Negara
untuk bertemu Presidan Joko Widodo. Kejujuran, integritas sudah
ditampilkan dalam UN oleh sekolah-sekolah tersebut.
“Sayangnya,
apresiasi yang begitu tinggi terhadap kejujuran, indeks integritas,
belum diapresiasi, diakomodasi melalui instrumen Surat Edaran
Kadisdikpora Provinsi Bali tentang PPDB Tahun Pelajaran 2016/2017,”
katanya.
Terkait dengan hal ini, ia memberikan beberapa masukan. Turunnya
nilai indeks integritas supaya bersamaan dengan nilai UN. Kedua, bila
nilai UN dan nilai indeks integritas telah diterima bersamaan,
setidaknya kedua nilai itu bisa diterima sebelum proses PPDB
dilaksanakan. Ketiga, untuk azas manfaat yang optimal bagi keberadaan
nilai indeks integritas itu seyogyanya dimanfaatkan secara proporsional,
agar jelas diberikan apresiasi yang tinggi.
“Pada PPDB 2016/2017 inilah
mestinya mulai diakomodasi bersamaan dengan nilai UN,” ujar mantan
Kadisdik Kabupaten Buleleng itu.
Menurutnya dengan PPDB tahun ini yang tetap sama seperti tahun
sebelumnya, bisa jadi ada suasana kekecewaan bagi sekolah-sekolah yang
sudah memperoleh predikat sekolah berintegritas, tetapi dalam
melanjutkan studinya tidak diapresiasi.
“Ini yang seyogyanya memperoleh
perhatian secara sungguh-sungguh, agar kekecewaannya tidak berdampak
‘ngambul’, lalu ke depannya kembali kejujuran tidak menjadi prioritas.
Kekecewaan, dirasakan oleh lulusan dan juga orangtua. Bisa saja
kekecewaan itu diwujudkan macem-macem. Mudah-mudahan ini tidak terjadi,”
kata Agung. (DN ~ PB- rap)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com