Buleleng, Dewata News.com — Jelang Pilkada Buleleng 2017, tampaknya kegaduhan internal sudah terjadi di tubuh PDIP. Dua kader militan PDIP yang bakal bertarung di Pilkada nanti merebut kursi nomor 1 di Buleleng yakni Putu Agus Suradnyana (PAS) dan Dewa Nyoman Sukrawan terancam terkena sanksi dari PDIP.
Dari informasi yang dihimpun, PDIP berencana akan memberikan sanksi
terhadap PAS dan Sukrawan yang telah berani atau nekat mempersiapkan diri untuk
menjadi calon Bupati Buleleng dalam Pilkada Buleleng 2017 sebelum PDIP
mengeluarkan rekomendasi calon.
Dikonfirmasi tentang kabar ini, Bendahara DPC PDIP Buleleng yang juga
Ketua Komisi II DPRD Buleleng, Putu Mangku Budiasa tidak menampik bahwa sanksi
bakal datang menghampiri dua kader itu. Menurutnya, Sukrawan terancam disanksi
lantaran mencalonkan diri melalui jalur independen, yang dianggap
mengesampingkan mekanisme PDIP.
Kendati demikian, diakuinya juga PDIP memang masih belum bersikap tegas
karena Sukrawan belum resmi mendaftar ke KPU Buleleng sebagai calon Bupati
lewat jalur independen. Namun Budiasa menegaskan, jika nantinya Sukrawan
benarbenar mendaftar, maka sanksi sudah menantinya.
Budiasa mengatakan, dalam peraturan PDIP tidak ada mekanisme yang
mengusung calon independen. Namun jika benar maju di Pilkada Buleleng dan resmi
sebagai calon yang ditetapkan KPU Buleleng lewat jalur independen, maka
Sukrawan dianggap menjadi ancaman serius bagi PDIP meraih kemenangan di Pilkada
Buleleng.
“Di sini kami di PDIP tidak ada membedabedakan. Kalau Pak Dewa Sukrawan
benar maju lewat independen, pasti akan kami sikapi. Karena jelas keputusan dan
kebijakan partai di PDIP akan mengusung calon dari partai kami
sendiri. Kami tidak peduli dia (Sukrawan, red) maju lewat independen atau
partai lain yang jelas dia suatu ancaman bagi kami di Pilkada,” kata Budiasa,
Rabu (25/05).
Budiasa juga menjelaskan, PAS yang notabene Ketua DPC PDIP Buleleng dan juga Bupati Buleleng juga terancam terkena sanksi lantaran ia menerima dukungan dari Partai NasDem untuk mencalonkan diri sebagai Bupati berpasangan dengan Nyoman Sutjidra. Padahal DPP PDIP sampai kini masih belum merekomendasikan siapapun untuk bertarung dalam pilkada mendatang.
Diakui Budiasa, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah mengamati
dinamika politik di Buleleng sebelum Pilkada. Termasuk manuver PAS dan
Sukrawan, sebelum adanya keputusan rekomendasi.
“Bu Mega itu tidak diam, pasti
beliau sudah menilai kader-kadernya. Kader-kader PDIP di Buleleng harusnya bisa
menahan diri, kecuali kader itu punya pilihan lain, melalui jalur Independen
atau partai lain, itu hak politik cuma ada konsekuensi, sederhana sekali kok,”
jelasnya.
Budiasa juga menambahkan, sikap PDIP di Pilkada Buleleng nanti jelas
akan mengusung calon yang menerima rekomendasi DPP. Kini rekomendasi itu belum
keluar. Bahkan Budiasa pun mengaku masih belum tahu kapan rekomendasi itu akan
dikeluarkan. “DPP memang belum mengeluarkan rekomendasi, artinya kami masih
berproses dan menunggu,” tandasnya. (DN ~ PB).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com