Buleleng, Dewata News.com — Lima orang
seniman sesuai bidang seni yang digeluti selama ini diberikan Penghargaan Seni
Wija Kusuma tahun 2016. Penghargaan itu diserahkan oleh Bupati Buleleng, Putu
Agus Suradnyana, disela-sela penutupan Pesta Kesenian Bali (PKB) Kabupaten
Buleleng ke-38, yang diselenggarakan di Eks Pelabuhan Buleleng, Senin (30/05)
malam lalu.
Lima orang seniman itu adalah Ketut Suarna Dwipa dalam kategori seniman
tari, Jro Dalang Wayan Narpa, I Made Renda sastrawan asal Desa Sawan dalam
kategori seniman sastra daerah, seniman karawitan I Gede Suparta, serta
mendiang Gede Arya Iriana. Penghargaan bagi Almarhum Gede Arya Iriana, diterima
oleh istri almarhum, Ketut Sukanadi.
Ketut Suarna Dwipa dikenal sebagai seniman yang berbuat banyak bagi
dunia kesenian di Buleleng. Suarna Dwipa telah menerima puluhan penghargaan
tingkat provinsi dan nasional. Dwipa pun sering melawat ke manca negara, dan
hingga menginjak usia ke-56 ia masih aktif berkesenian.
Jro Dalang Wayan Narpa yang berasal dari Desa Suwug juga dikenal sebagai
dalang yang aktif melestarikan pewayangan hingga kini. Jro Dalang Wayan Narpa
mengawali karirnya dari menabuh gender wayang, hingga menjadi pemain gender
wayang.
Ia juga sering mengiringi dalang
pada pagelaran wayang kulit. Karena sering mengiringi dalang, ia akhirnya
memutuskan belajar mendalang secara otodidak. Kemampuannya itu akhirnya membuat
Jro Dalang Narpa menjadi duta kesenian Buleleng dalam Festival Wayang Ramayana
beberapa tahun silam.
Sementara I Made Renda dikenal sangat cinta dengan sastra daerah Bali,
terutama sekar agung, sekar madya, maupun macepat. Kecintaannya itu
diikuti dengan membina siswa di sekolah-sekolah, meski kini usianya telah
menginjak 62 tahun. Selain itu ia juga membina siswa mempelajari sastra daerah
diluar sekolah, serta mengarang lagu “Macepat Swarga Rohana Parwa”.
Gede Suparta, seniman asal Desa Tukadmungga, dikenal sebagai seniman karawitan yang banyak menciptakan tabuh untuk berbagai acara. Baik itu untuk Utsawa Merdangga Gong Kebyar, Pesta Kesenian Bali, serta berbagai acara budaya lainnya.
“Beliau juga menciptakan lagu, pembina vokal, dan banyak karya lainnya. Beliau meninggal saat menjalankan misi kesenian Porseni Pelajar di Denpasar,” kenang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Buleleng, Nyoman Sutrisna.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, penghargaan Seni Wija
Kusuma diberikan kepada seniman-seniman yang telah mengabdikan hidupnya untuk
seni dan mengharumkan kesenian di Buleleng. Penghargaan itu diharapkan bisa
membuat seniman semakin bersemangat mengawal dan memajukan seni di Kabupaten
Buleleng.
“Kami juga memberikan ruang yang besar untuk pengembangan seni dan
budaya kita di Buleleng, dan ini jadi program prioritas kami di pemerintahan.
Bukan hanya lewat PKB atau utsawa merdangga saja, tapi pada pesta hiburan
rakyat, ada pekan apresiasi seni, ada festival-festival yang memberikan ruang
puluhan sanggar dan penggiat seni tradisi maupun modern agar bisa tampil,
eksis, dan diapresiasi masyarakat,” tandas Agus. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com