Denpasar, Dewata News.com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika
mengatakan telah mengeluarkan rekomendasi kepada Airport Kinesis Canada
(AKC) untuk mengadakan studi lanjutan terkait rencana pembangunan bandar
udara baru di Kabupaten Buleleng.
Pastika, di Denpasar, Selasa mengatakan telah mengeluarkan
rekomendasi tersebut pada akhir April 2016 yang isinya antara lain AKC
selaku investor harus mengikuti peraturan yang berlaku dan dapat
melakukan studi lebih lanjut berupa studi kelayakan (feasibility
study/FS).
Menurut dia, studi yang dilakukan AKC saat ini baru sebatas pra-FS.
Meskipun Pemprov Bali sudah mengeluarkan rekomendasi, namun dari
Pemerintah Kabupaten Buleleng belum mengeluarkan rekomendasi.
Pihaknya belum mengetahui apakah Kementerian Perhubungan cukup
menerima rekomendasi dari Pemerintah Provinsi Bali saja atau harus
dua-duanya dengan Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Di sisi lain, Pastika tidak memungkiri untuk mewujudkan pembangunan
bandara di kabupaten paling utara Pulau Bali itu membutuhkan waktu yang
tidak singkat. "Lima tahun lagi juga belum tentu jadi," ucapnya.
Investor, tambah dia, tentunya mempertimbangkan berbagai hal untuk
merealisasikan pembangunan bandara yang diprediksi menghabiskan biaya
hingga Rp30 triliun itu.
"Jadi, jangan pikir sekarang jadi. Duit ini, mereka harus hitung
lagi bagaimana kemungkinannya, bagaimana perkembangan Bali. Akan ada
penumpang atau tidak. Dia lihat kita, apakah pariwisata kita berkembang
apa tidak. Kalau prospeknya nggak bagus, ngga jadi lah," ucapnya.
Pastika mengatakan, sebelumnya dari AKC terkait pembiayaannya
mereka meminta nanti ada BUMD yang ikut "sharing" baik dari BUMD
provinsi dan kabupaten.
"Jangan sampai sama sekali tidak ikut. Harus ikut. Tetapi itu
nanti, karena belum ada skema apapun. Ini baru menentukan lokasinya
cocok apa tidak," ucapnya.
Sebelumya pihak Airport Kinesis Canada (AKC) sempat memaparkan
ingin membangun bandara itu di atas laut. Shad Serroune, perwakilan AKC
sempat memaparkan penyempurnaan konsep pembangunan bandara di kawasan
Bali Utara.
Dengan mengusung nama Dwijendra International Airport, pihaknya
berharap pembangunan bandara ini bertujuan untuk mengatasi kemacetan di
wilayah Bali Selatan. Pembangunan bandara baru di Buleleng direncanakan
di atas laut yang didesain menggunakan sistem reklamasi. (DN ~ ant).
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com