Buleleng, Dewata News.com — Selaku Penglisir Puri Agung Singaraja, Anak Agung Ngurah Ugrasena dinobatkan sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Keraton Nusantara (ICKN) Provinsi Bali dalam suatu acara di Puri Agung Singaraja, Jumat (29/05) malam.
Selanjutnya, Pengurus ICKN Provinsi Bali yang diketuai Agung Ugrasena itu
dilantik oleh Sultan Sepuh XIV Cirebon, Pra. Arif Natadiningrat bersama
Pangeran Nata Adiguna serta Mafud Toyib Jayakarta Adiningrat selaku Sekjen ICKN
Pusat, dihadiri Kadis Pariwisata Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, Asisten I
Pemkab Buleleng, utusan Puri sejebag Bali serta dari Kesultanan Malaysia dan
Singapura.
Pengurus ICKN Provinsi Bali dengan Ketua: A.A Ngurah Ugrasena didampingi
AA,Ngurah Agung sebagai Wakil Ketua, Sedangkan Sekretaris A.A Ngurah Nitya
Santhiarsa, Wakil Sekretaris, Shri IGst Ngurah Wira Wedawitry, Bendahara A.A
Gde Putra, dan Wakil Bendahara A.A. Ayu Yuli Gayatri.
Ketua IKCN Bali AA Ngurah Ugrasena mengatakan, salah satu tujuan dari
dibentuknya ICKN adalah untuk melestarikan budaya serta tradisi agar tetap
terjaga, terutama budaya Bali sebagai salah satu etnis yang menguatkan
identisas kebangsaaan dan kebudayaan nusantara.
”Ini juga bagian dari pemberdayaan nilai-nilai puri agar bisa berperan
aktif dalam menjaga adat dan budaya Bali, termasuk juga memiliki nilai guna dan
usaha guna,” ucap Agung Ugrasena.
Menurut Agung Ugrasena, bagi keluarga dan keturunan puri mempunyai
kewajiban untuk menjaga warisan budaya adi luhung terutama yang telah menjadi
tradisi dan adat istiadat. ”Kami punya kewajiban ke dalam untuk mewujudkan dan
melestarikan budaya, mengembangkan segenap karakter dan potensi puri dalam
bingkai NKRI,” imbuhnya.
Sedangkan kewajiban keluar, lanjut Agung Ugrasena, tetap menjaga eksistensi
puri sebagai salah satu perekat dan berperan aktif dalam upaya pemberdayaan
masyarakat. ”Intinya keberadaan puri masih berdaya guna, bisa bermanfaat untuk
masyarakat luas serta bersinergi dengan pemerintah,” ujarnya.
Dibalik keberadaan puri, Agung Ugrasena mengatakan, peran puri dimasa
kini sangat berbeda dengan peran puri dimasa lalu. Jika dahulu, puri atau
keraton memiliki kekuasaan politik yang cukup tinggi.
”Puri dimasa lalu sangat
sentral perannya dalam bidang politik dan kekuasaan. Berbeda dengan sekarang,
puri sama sekali tidak memilki peran kekuasaan hanya diposisikan sebagai
benteng budaya,” sambungnya sembari menambahkan, bahwa peran puri saat ini
sebagai gajah yang telah kehilangan kekuatan secara politik.
Sementara itu, usai dilakukan pelantikan, ICKN Bali bekerjasama dengan
Asosiasi Kebudayaan Asia-Singaraja memberikan kontribusi sebanyak 10.000 buku
tulis bagi siswa Sekolah Dasar (SD) se-Kabupaten Buleleng dan sudah diserahkan
secara simbolis. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com