Jembrana, Dewata News.com – Bencana abrasi yang terjadi di
pesisir pantai Jembrana sudah menjadi rahasia umum lantaran sulit dan
lambannya penanganan. Sehingga selama bertahun-tahun abrasi di sana
makin memburuk dan mengkhawatirkan. Seperti yang terjadi di pesisir
pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Jembrana, abrasi menggempur belasan
rumah warga dan bangunan warung makanan.
Dari pantauan yang dilansir POS BALI, Jumat (13/5), abrasi di pantai Pebuahan ini
sangat parah. Sejumlah warga pun tetap memilih bertahan meskipun air
laut masuk ke dalam rumahnya. Mereka enggan berpindah lantaran tidak
memiliki tempat untuk mengungsi.
Air laut juga terlihat menggenangi jalan desa menuju pusat warung
kuliner tersebut. Bahkan, sejumlah deretan kaping berisikan pasir yang
dibuat warga setempat secara swadaya guna menahan abrasi sudah tidak
mampu lagi membendung tingginya gelombang air laut. Kondisi ini sangat
mengancam tanah warga dan pemukiman penduduk. Padahal, pantai Pebuahan
ini selalu ramai dikunjungi warga untuk berekreasi sambil menikmati
sajian kuliner, terutama saat hari libur maupun hari raya.
Sejumlah warga Pebuahan mengatakan, ombak besar kembali terjadi sejak
tiga hari lalu. Dikatakannya, puncak gelombang tinggi air laut terjadi
pada Rabu (11/5) sekitar pukul 13.00 Wita. “Saat itu tinggi gelombang
air laut mencapai 3-4 meter lebih hingga masuk warung-warung lesehan dan
rumah warga,” kata Hariyanto, salah seorang pemilik warung di Pebuahan.
Banyak warga berharap agar pemerintah segera memberikan senderan
sepanjang pantai ini. “Sebenarnya dari dulu kami sudah dijanjikan
senderan abrasi oleh Pemerintah Pusat. Katanya sudah diukur, tapi sampai
sekarang belum ada apa-apanya. Kalau saya pindah dari rumah ini, saya
tidak tahu ke mana,” ujar Jumariah, warga yang rumahnya hanya berjarak
sejengkal dengan air laut.
Kelian Banjar Pebuahan, Kanzan, mengakui perihal abrasi yang kian
menjadi-jadi ini. “Sebenarnya saya sudah berulang kali berkoordinasi
dengan Pemkab Jembrana maupun Pemprov Bali. Bahkan tim dari Pemerintah
Pusat dengan konsultannya sudah sempat melakukan pengukuran di lokasi
gempuran abrasi. Namun sampai saat ini tidak ada apa. Sehingga sekitar
200 KK warga kami tidak bisa hidup tenang,” jelasnya.
Sementara itu, angin putting beliung juga terjadi di Banjar Dangin
Berawah, Desa Perancak, Jembrana sehingga memporak-porandakan sejumlah
rumah warga. Akibatnya, bubungan atap rumah warga terangkat dan
beterbangan. Beruntung, peristiwa ini tidak sampai menelan korban jiwa.
Bencana alam ini sebenarnya terjadi pada Kamis sekitar pukul 19.30
Wita. Berawal dari hembusan angin dari arah selatan, dengan sekejap
mata, memporak-porandakan empat rumah warga sehingga genteng rumah warga
terangkat dan beterbangan. Warga yang panik hanya bisa menyelamatkan
diri tanpa bisa menyelamatkan siapapun.
Anginnya kencang, Atap rumah pada beterbangan, puting beliung ini
datang dengan sekejap. Ya, paling lama sekitar 2 menit. Angin itu datang
membentuk seperti pusaran dan hanya menerbangkan empat unit atap rumah
warga yang terbuat genteng dan asbes. Rumah-rumah tersebut
masing-masing milik I Ketut Meden (47), I Ketut Meden (47), I Ketut
Suardana (37) dan I Putu Darmika (42) yang diperkirakan menderita
kerugian sekitar Rp5 juta. Perbekel Perancak, I Nyoman Wijana,
membenarkan rumah warganya terkena musibah.
Staf BMKG Jembrana, Rahmat, mengatakan, saat ini merupakan masa
transisi musim. Biasanya pada masa transisi ini berpotensi timbulnya
angin puting beliung. Ciri-ciri kemunculan angin puting beliung ditandai
dengan munculnya awan hitam. “Kami imbau masyarakat agar jika muncul
awan hitam itu bisa saja terjadi angin puting beliung. Pada setiap
transisi musim, besar kemungkinan munculnya angin puting beliung yang
datangnya secara tiba-tiba,” jelasnya. (DN ~ PB)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com