Wagub Sudikerta ikut dalam proses pembangunan bedah rumah. (Foto: Ist)
Bangli, Dewata News.com - Keterlibaan langsung dalam proses pembangunan bedah
rumah bagi Wakil Gubernur Ketut Sudikerta memilki dua tujuan penting,
tidak sekedar membantu warga kurang mampu agar bisa memiliki tempat
tinggal yang layak namun juga untu menggugah kepedulian dan semangat
gotong royong di kalangan masyarakat.
Demikian disampaikan Wagub Sudikerta saat melaksanakan pembangunan
bedah rumah dua keluarga kurang mampu di Br. Metra Kelod, Desa Yangapi,
Tembuku, Bangli, Rabu (06/04).
"Dari program bedah yang langsung saya
laksanakan ini, saya ingin mencapai dua tujuan yakni terbantunya kk
kurang mampu yang rumahnya dibedah dan menciptakan corsa atau semangat
gotong royong dan rasa memiliki masyarakat terhadap sesamanya yang
kurang mampu. Disini kita bisa membantu berupa material maupun imaterial
baik tenaga maupunbarang. Walau sekedar gotong royong, itu sangat
membantu bagi warga yang membutuhkan. Dan ini membutuhkan contoh konkrit
dari para pemimpin daerah, untuk mengetuk hati masyarakat, dan ini
terbukti dari apresiasi masyarakat yang banyak mengikuti gotong royong
bedah rumah ini," tegas Sudikerta.
Lebih jauh Sudikerta menjelaskan, bedah rumah di Bangli menyasar
kluster kk sangat miskin, yakni kk yang memiliki rumah namun tidak layak
huni. Bangli di tahun 2016 mendapatkan gelontorkan bantuan bedah rumah
total sebanyak 120 unit yang tersebar diseluruh kabuapten ini, selain
juga bantuan dana lebih dari 125 miliar dalam bentuk berbagai program
dan kegiatan. Pada kesempatan itu Sudikerta juga menjelaskan bantuan 2
unit bedah rumah di Br. Metra Kelod yang diserahkannya kali ini berasal
dari CSR BPD dan bantuan pribadi Wagub Sudikerta sendiri.
Para penerima bantuan bedah rumah, adalah Nyoman Tekek (50) dan
Komang Sudiatmika (38). Mereka berdua merupakan dua warga Banjar yang
memang masuk dalam daftar kk kurang mampu di antara kk kurang mampu
lainnya di desa tersebut. Nyoman Tekek, Pria yang masih membujang di
usianya kini 50 tahun tersebut tinggal bersama seorang adik laki-lakinya
yang juga belum menikah bernama I Nengah Widana (35th), di rumah yang
sudah reyot, beratap seng, beralaskan tanah dan berdinding tanah liat.
Sedangkan pekerjaan sehari-harinya masih serabutan, seperti menggarap
sawah dan ternak milik orang lain, dimana penghasilan per hari yang
mereka dapatkan rata-rata R100.000 dan harus cukup memenuhi kebutuhan
hidup dirinya dan adiknya Nengah Widiana yang juga tidak memiliki
pekerjaan tetap. Atas bantuan bedah rumah yang diterimanya, Tekek
mengaku sangat berterima kasih. Ia juga berharap program bedah rumah
tetap berlanjut, dimasa kepemimpinan Gubernur selanjutnya.
Di lokasi pengobatan gratis , Wagub Sudikerta prihatin atas kondsi
Kadek Kartikya (4) yang mengalami kelumpuhan. Seperti diceritakan orang
tuanya Nengah Tampi (40), anaknya baru diketahui mengalami kelainan
sejak berumur 3 bulan. Ia mengaku sudah mengajak anaknya berobat ke RSU
Bangli, bahkan ke dokter spesial, namun balita yang divonis terkena
saraf kejepit tersebut belum kunjung sembuh. Ia sangat berharap Pemprov
Bali melalui Wagub Sudikerta bisa memberikan uluran bantuan bagi
putrinya.
Melihat keadaan Kadek Kartikya, Wagub Sudikerta meminta Kepala
Dinas Sosial mengkondisikan lebih lanjut. Ia berjanji akan mengupayakan
pengobatan Kartikya lebih lanjut, karena usianyayang masih balita
diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhannya.(DN ~ PB).-
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com