Uniknya Tradisi Ngambeng di Bedulu - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

4/7/16

Uniknya Tradisi Ngambeng di Bedulu


Gianyar, Dewata News. Com - Serangkaian piodalan yang dirangkai Panca Wali Krama di Pura Samuantiga Bedulu, Gianyar, Rabu kemarin mulai dilaksanakan tradisi Ngambeng. Prosesi ritual yang didominasi kaum anak anak dengan berkeliling wewidangan desa pengemong pura ini, bermakna sosialisasi akan dilaksanakan piodalan di Pura Kahyangan Jagat Samuantiga, sekaligus sebagai media pendakian spiritual sejak usia dini.

Menurut Bendesa Desa Pakraman Bedulu, I Gusti Made Ngurah Serana, tradisi Ngambeng yang biasa dilakukan 15 hari menjelang puncak piodalan ini, akan berakhir pada Rabu (13/4) mendatang, bertepatan dengan hari Pangrawuh. 

"Tradisi Ngambeng ini berlangsung selama seminggu. Biasanya pengayahnya didominasi kalangan anak anak sepulang sekolah. Tradisi Ngambeng ini dilakukan Anak anak secara berkelompok dengan cara memasuki rumah warga pengemong di lima desa pakraman,"jelas Bendesa Desa Pakraman Bedulu, I Gusti Made Ngurah Serana, seraya merinci desa pakraman pengemong meliputi Desa Pakraman Wanayu Mas, Desa Pakraman Taman, Desa Pakraman Bedulu, Desa Pakraman Tengkulak Kaja dan Desa Pakraman Tengkulak Kaja.

Dijelaskan Bendesa Serana, kawanan anak anak pengayah Ngambeng ini biasanya setelah memasuki rumah warga dengan mengucapkan salam Om Swastyastu, dan tujuannya untuk ngayah ngambeng, maks tuan rumah akan memberi aneka hasil bumi atau sarana kelengkapan upacara.  Baik berupa buah kelapa atau sekadar sebungkus dupa, untuk disampaikan ke pura guna menunjang pelaksanaan upacara piodalan.

Diakui Gusti Serana, tradisi ngambeng ini pantabg ditiadakan. Karena beberapa tahun silam sempat dilarang justru berbagai sarana upacara seolah serba kekurangan atau hilang tanpa pernah ditemukan. "Demikian juga warga yang didatangi pantang ditolak, karena diyakini dengan menghaturkan sesuatu bahan upacara akan mendatangkan rejeki. Terutama para pedagang," jelasnya seraya mengakui tradisi itu menjadi media pembelajaran tentang keterlibatan dalam upacara keagamaan sejak usia dini.


Bendesa Bedulu ini juga mengakui, banyaknya pengayah yang kini hingga di luar warga Penyungsung, pihaknya menyampaikan permohonan maaf. Namun demikian kehadiran pengayah Ngambeng ini senantiasa disambut positif warga yang didatangi. "Karena ada beberap pengayah yang ngambeng sampai di luar desa pengemong, kami mohon warga yang didatangi pengayah ngambeng dapat maklum," tegas Bendesa Gusti Serana seraya mengungkapkan pihak panitia pengemong juga telah bersurat ke beberap desa pakraman sebagao permakluman kehadiran pengayah Pengambeng itu.

Ditambahkan pula, seusai mengumpulkan sejumlah sarana upacara anak anak pengayah ini langsung menuju Pura Samuantiga.  Sesampainya di perantenan atau dapur, seluruh pengayah memperoleh sebungkus nasi pica, yang diyakini bertuah untuk kesehatan dan keselamatan bagi yang mengkonsumsinya.

Serangkaian pelaksanaan upacara Panca Wali Krama ini, Bupati Gianyar Anak Agung Gede Agung Bharata, SH., yang juga selaku Pangrajeg Karya Panca Wali Krama di Pura Samuantga, Rabu (6/4) kemarin, meninjau persiapan upacara yang puncaknya akan dilangsungkan 21 April 2016 mendatang.

Bertepatan dengan prosesi ngambeng ini, seluruh warga pengemong mulai memasang penjor. Sedangkan malam sebelumnya juga telah dilaksanakan prosesi mendak tirta pakuluh di puncak Gunung Agung melalui Pura Pasar Agung di Karangasem.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com