Terkait Reklamasi, Laut Itu Tidak Seperti Air dalam Baskom - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

4/16/16

Terkait Reklamasi, Laut Itu Tidak Seperti Air dalam Baskom




Denpasar, Dewata News.com —  Gubernur Bali Mangku Pastika mengatakan, banyak kalangan menduga air laut seperti air dalam baskom. Jika air dalam baskom diisi benda tertentu, memang airnya meluab atau tumpah. Namun air laut tidak demikian. Laut begitu luas. Jika pasang, belahan laut lain akan surut, dan jika di sini surut di belahan laut lain akan pasang.

      Hal itu dikemukakan Gubernur atas pertanyaan wartawan, Jumat (15/04) di Press Room Kantor Gubernur Bali, menyangkut sejumlah permasalahan, termasuk masalah yang diajukan Ida Pedanda Sebali Tianyar dalam jumpa pers sebelumnya.

    Beberapa hari sebelumnya, Ketua Sabha Pandita PHDI Bali Ida Pedanda Sebali Tianyar mengatakan, soal pembangunan merupakan ranah pemerintah. Namun, ada beberapa hal perlu penegasan. Misalnya kalau ada reklamasi, bagaimana air laut yang naik melanda daerah pesisir? Bagaimana status tanah reklamasi. Siapa yang memiliki wilayah itu dan seterusnya sampai menyangkut apa dampaknya bagi masyarakat Bali di bidang ekonomi.

    Mangku Pastika mengatakan, sebetulnya ia sudah memberikan gambaran kepada Sulinggih yang pernah bertemu dengannya. Namun saat itu Ida Pedanda Sebali Tianyar tidak hadir karena ada kegiatan lain.

    Saat itu Mangku Pastika menjelaskan, reklamasi adalah HGB (Hak Guna Bangunan), jika sudah habis, dapat dimiliki atau diteruskan. Status wilayah Teluk Benoa merupakan milik negara, dan dari segi kesejahteraan kalau itu dimanfaatkan, banyak manfaatnya bagi generasi muda Bali ke depan.

    Namun demikian, jika ada Bhisama apa pun dari PHDI saya akan ikuti dan sebagai orang Hindu akan tunduk dengan Bhisama itu. ”Sebagai gubernur, saya akan tunduk dengan aturan dari pemerintah pusat,” kata Mangku Pastika.

     Bagaimana soal kesucian? Menurut Pastika, di mana-mana ada tempat suci. Di Kuta, Sanur, Nusa Dua banyak tempat suci. Termasuk di ruangan ini, ada pelangkiran…, itu juga tempat suci. Kesucian dan suci yang paling mendasar menurut logika saya, ada dalam hati sendiri, katanya serius.

    Ia menjelaskan, secara pribadi, setiap orang memiliki sikap, bagaimana memandang sebuah persoalan. Jangan dipaksa seseorang setuju atau tidak setuju, sebab sebagai Gubernur dirinya harus mengayomi semua masyarakatnya yang pro dan kontra terhadap sebuah proyek.

    Di bagian lain, Gubernur mengatakan, jika diperlukan oleh Sulinggih, ia tetap bersedia melakukan dialog. Hal serupa juga diadakan dengan tokoh-tokoh masyarakat. ”Saya memang tidak mau berhadapan dengan demonstran yang terang-terangan mencaci maki. Buat apa? Nanti kalau saya marah karena dicaci maki, apa jadinya? Kan lebih baik kita berdialog dengan argumentasi masing-masing di dalam ruangan seperti ini,” katanya.

Sebagai mantan polisi, Mangku Pastika lebih senang melakukan dialog daripada demo-demo, yang dapat saja merusak aset umum, mengganggu lalu lintas dan mengganggu ketertiban umum.

   Di akhir perbincangan dengan wartawan yang dilakukan dengan santai itu, Mangku Pastika secara pribadi tidak ada kepentingan dengan jadi atau tidaknya reklamasi. Lanjut silakan, tidak lanjut silakan.

    ”Saya tidak ada kepentingan apa-apa. Namun sebagai pimpinan Bali saat ini, saya hanya ingin memberikan gambaran, membuka peluang kerja untuk anak-anak di masa depan, sebab banyak tamatan Perguruan Tinggi sekarang belum bekerja,” katanya.

    Di bagian lain, Mangku Pastika menjelaskan, di mana saja setiap daerah memerlukan investtor sebab APBD tidak mampu menanggulangi sejumlah hal yang harus ditangani oleh daerah yang bersangkutan. Anggaran daerah itu terbatas dipakai menanggulangi kemiskinan, bedah rumah, Simantari, kesehatan, Gerbangsadu, pendidikan, dana rutin untuk pegawai dan lain-lain. (DN ~ HuM).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com