Brebes, Dewata News.com - Presiden Joko Widodo mengatakan saat ini birokrasi tidak
boleh menyulitkan masyarakat, khususnya petani, nelayan, serta pelaku
usaha kecil, mikro, dan menengah.
Menurut Jokowi, pejabat di tingkat mana pun harus mendukung usaha masyarakat. Kalau tidak, Presiden tak segan mengganti para pejabat tersebut.
"Sudah bukan waktunya lagi membuat sulit. Kalau ada pejabat yang menyulit-nyulitkan, copot, ganti yang baru," katanya saat memberikan sambutan dalam peluncuran “Program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat” di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin, 11 April 2016.
Jokowi mengatakan sebenarnya saat ini para petani, nelayan, atau pelaku usaha kecil yang ingin mendapatkan modal dari bank sudah mudah.
Jokowi mencontohkan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank milik BUMN menerapkan tingkat bunga yang rendah, yakni hanya 9 persen. Bahkan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah 7 persen.
Jokowi meminta masyarakat memanfaatkan kemudahan itu. "Jangan lari ke rentenir lagi. Kalau sulit pinjam ke BNI, BRI, Mandiri, sulitnya apa? Sampaikan, sulitnya di mana," ujarnya.
Presiden mengatakan kementerian-kementerian juga harus menyediakan kebutuhan petani atau nelayan. Menurut dia, Kementerian Pertanian harus fokus pada kebutuhan rakyat. Ia mencontohkan, jika petani membutuhkan bibit, Kementerian Pertanian harus menyediakan bibit, bukan traktor.
Presiden mengatakan birokrasi yang hanya menyulitkan petani atau nelayan tidak bisa ditoleransi karena hanya menyulitkan rakyat kecil. "Jadi sekarang harus kerja bareng semua," ucapnya.
Presiden Jokowi hari ini menghadiri peluncuran Program
Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat di
Kabupaten Brebes. Acara peluncuran tersebut disaksikan sejumlah menteri
Kabinet Kerja. Di antaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Basuki Hadimuljono, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution,
Menteri BUMN Rini Soemarno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri
Perdagangan Thomas Lembong, serta Menteri Perindustrian Saleh Husin.
Tampak pula Menteri Agraria dan Tata Ruang yang juga Kepala BPN, Ferry Mursyidan Baldan; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar; serta Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Pengurusan Sertifikat Tanah Gratis dan Cepat
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry Mursyidan Baldan mengatakan pengurusan sertifikat tanah saat ini tak dipungut biaya sepeser pun. Pungutan biasanya timbul ketika pemilik tanah menggunakan jasa pihak ketiga.
“Kalau lewat kami langsung, biayanya nol rupiah,” kata Ferry di Brebes, Senin, 11 April 2016. Bahkan hal itu juga sudah diketahui oleh pihak perbankan yang berhubungan langsung dengan kredit petani. “Awalnya malah mereka akan menganggarkan sekitar Rp 350 ribu, tapi kita nol rupiahkan.”
Saat meninjau petani di Brebes, Jawa Tengah, pada Senin, Presiden Joko Widodo memperingatkan Menteri Ferry. Ferry mendapatkan teguran soal waktu pengurusan sertifikat tanah masyarakat supaya lebih cepat.
Presiden mengeluh, sejak ia lahir hingga kini, pembuatan sertifikat selalu berbelit-belit dan membutuhkan proses yang sangat lama. "Apa-apaan ini? Sekarang zaman teknologi informasi, tidak ada cerita butuh berbulan-bulan mengurus sertifikat," katanya. Bahkan, saat melakukan audiensi dengan seorang petani, Jokowi mendapatkan pengakuan langsung bahwa pengurusan sertifikat tanah masih dipungut Rp 1 juta.
Ferry mengklaim lembaganya telah memangkas waktu pengurusan sertifikat tanah. Hal ini dilakukan sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo. Rata-rata waktu pengurusan dua minggu. “Tapi memang tergantung jenis dokumennya,” ujarnya. Bahkan kementerian sudah menerapkan sistem digital.
Sumber: tempo.co
Tampak pula Menteri Agraria dan Tata Ruang yang juga Kepala BPN, Ferry Mursyidan Baldan; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar; serta Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Pengurusan Sertifikat Tanah Gratis dan Cepat
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry Mursyidan Baldan mengatakan pengurusan sertifikat tanah saat ini tak dipungut biaya sepeser pun. Pungutan biasanya timbul ketika pemilik tanah menggunakan jasa pihak ketiga.
“Kalau lewat kami langsung, biayanya nol rupiah,” kata Ferry di Brebes, Senin, 11 April 2016. Bahkan hal itu juga sudah diketahui oleh pihak perbankan yang berhubungan langsung dengan kredit petani. “Awalnya malah mereka akan menganggarkan sekitar Rp 350 ribu, tapi kita nol rupiahkan.”
Saat meninjau petani di Brebes, Jawa Tengah, pada Senin, Presiden Joko Widodo memperingatkan Menteri Ferry. Ferry mendapatkan teguran soal waktu pengurusan sertifikat tanah masyarakat supaya lebih cepat.
Presiden mengeluh, sejak ia lahir hingga kini, pembuatan sertifikat selalu berbelit-belit dan membutuhkan proses yang sangat lama. "Apa-apaan ini? Sekarang zaman teknologi informasi, tidak ada cerita butuh berbulan-bulan mengurus sertifikat," katanya. Bahkan, saat melakukan audiensi dengan seorang petani, Jokowi mendapatkan pengakuan langsung bahwa pengurusan sertifikat tanah masih dipungut Rp 1 juta.
Ferry mengklaim lembaganya telah memangkas waktu pengurusan sertifikat tanah. Hal ini dilakukan sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo. Rata-rata waktu pengurusan dua minggu. “Tapi memang tergantung jenis dokumennya,” ujarnya. Bahkan kementerian sudah menerapkan sistem digital.
Sumber: tempo.co
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com