Bangkitnya Loper Koran - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

4/30/16

Bangkitnya Loper Koran



                     Sang Fenomenal Loper Koran, Luh Made Marwati ketika sempat mendaftar 
                                        dan mengambil formulir di ”kandang banteng” PDIP
KEBANGKITAN kaum perempuan belakangan ini, rupanya kian tampak di negeri ini. Khusus di Bali, dua kursi Bupati diduduki kaum perempuan. Di Karangasem, ada I  Gusti Ayu Mas Sumatri, S.Sos. MAP. Mas Sumatri, demikian ia sering ditulis koran, lahir di Karangasem, 31 Desember 1967. Ia tercatat sebagai  Bupati di kabupaten paling timur itu, pada periode 2016-2021. Di Tabanan, ada Ni Putu Eka Wiryastuti. Perempuan yang lahir di Tabanan, 21 Desember 1975 adalah bupati Tabanan yang pernah menjabat pada periode 2010-2015.  Putri Nyoman Adi Wiryatama (Bupati Tabanan sebelumnya) terpilih kembali untuk duduk di kursi bupati pada periode berikutnya.

     Kini, terbetik berita, seorang perempuan bersiap-siap maju sebagai pimpinan daerah di Buleleng. Hanya saja, ia mempersiapkan diri duduk di kursi wakil bupati. Dia adalah,  Sang Fenomenal Loper Koran, Luh Made Marwati.

    Pada proses pemilihan ini, dia memilih jalur independen. Mengapa jalur itu dipilih? Pada awalnya, dia sempat mendaftar dan mengambil formulir di ”kandang banteng” PDIP. Namun, perempuan pedagang Koran di pinggir jalan Diponegoro Singaraja ini maupun pendaftar lainnya, tergerus dengan kedigjayaan PAS, panggilan akrab Putu Agus Suradnyana yang tetap menggandeng Nyoman Sutjidra selaku incumbent.

     Semangat “Kartini” Marwati terendus tokoh muda Buleleng, I Gusti Ketut Adi Yustika Aryawan yang akrab dipanggil Yus untuk mendampingi dirinya maju melalui jalur independen.

   Sebagai langkah awal untuk meraih simpati, Marwati blusukan ke pasar-pasar tardisional. Di situ ia mengumpulkan KTP pedagang, sambil berjanji akan memprioritaskan pembangunan ekonomi kerakyatan dengan cara membantu pedagang kecil di wilayah itu. Menurut Marwati, pedagang kecil banyak yang kurang modal sehingga perlu dibantu.

     Mungkin itulah salah satu strategi Marwati untuk meraih dukungan . Apakah dia akan benar-benar memenuhi janjinya, jika berhasil menang dalam Pilkada nanti, sejarahlah yang akan menjawab.

      Adanya fenomena ini menandakan, bahwa kaum perempuan kini mesti tidak lagi perlu berteriak lantang menuntut persamaan hak. Sesungguhnya sejak zaman dahulu kala, kaum perempuan memiliki dan diberi hak untuk terlibat di dunia politik. Jika ada pemasungan kaum perempuan, mungkin saja sifatnya kasuistis.

     Yang jelas, tidak sedikit kaum perempuan pernah menduduki jabatan strategis. Di India, Inggris, Filifi na, dan di Indonesia sendiri, pimpinan negara tertinggi pernah dipegang seorang perempuan. Demikian pula dalam cerita rakyat, seorang perempuan Walu Nateng Dirah alias Calonarang, dikenal sebagai pemimpin yang disegani.

     Terlepas dari semua itu, yang penting seorang pemimpin memiliki berbagai persyaratan yang harus dipenuhi. Misalnya, ia memiliki sifat jujur, kerja keras, berdedikasi tinggi. Selain dia sedikit tidaknya tahu tentang administrasi pemerintahan. Seorang Marwati, mungkin saja memiliki persyaratan itu. Kita patut memberi dukungan kepada siapa saja yang benar-benar ingin membangun negeri ini. (*)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com