Buleleng,
Dewata News.com — Dirut RSUD Kabupaten Buleleng, dr.Gede
Wiartana, M.Kes mengtakan, kendati peralatan untuk operasi secara umum sudah
lengkap, namun diakui hingga saat ini belum ada dokter spesialis bedah saraf,
sehingga jika ada pasien untuk operasi dimaksud harus dirujuk ke RSUP Sanglah,
Denpasar.
Kendala lain yang dihadapi rumah sakit terbesar di Bali Utara milik
Pemerintah Kabupaten Buleleng, disebutkan Gede
Wiartana belum mampu menampung pasien rawat inap secara keseluruhan,
karena terbatasnya jumlah kamar dibarengi dengan makin membludaknya masyarakat
yang harus menjalani rawat inap.
”Makin membludaknya jumlah pasien yang harus rawat inap, sehingga
kekurangan tempat tidur. Sementara jumlah tempat tidur secara keseluruhan
mencapai 298 tempat tidur sebagai keterbatasan sarana menyebabkan, sehingga tingkat
kepuasan masyarakat kecil, hanya mencapai 57% dari standar publik 85%.
Prosentase tingkat kepuasan public terhadap RSUD Buleleng sebesar itu dari
hasil survey yang dilakukan dengan penyebaran 1.850 quistioner,” kata Dirut RSUD
Buleleng dr.Gede Wiartana,M.Kes ketika gelar pertemuan silaturahmi dengan
jajaran wartawan di Singaraja, Selasa (29/03) siang.
Dirut RSUD Buleleng dr.Gede Wiartana,M.Kes
Pada acara silaturahmi sehari menjelang peringatan HUT ke-412 Kota
Singaraja siang itu, Dirut RSUD Buleleng didampingi dr.Putu Sudarsana, dr.Komamg
Gunawan Landra maupun dr.Ni Made Mardani, Gede Wiartana memaparkan rencana pengembangan rumah sakit
pemerintah, di antaranya untuk menambah jumlah kamar.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana juga mengakui, bahwa pihaknya juga
berpikir untuk menambah jumlah kamar di RSUD Kabupaten Buleleng. Bahkan, ketika
sempat melakukan sidak pertengahan tahun 2015 menyebutkan, bahwa grand design yang dibuat oleh konsultan
dari perencana pengembangan RSUD Kabupaten Buleleng menunjukkan bahwa secara
keseluruhan pengembangan dilakukan secara radikan, namun terkendala dengan
operasional rumah sakit yang sedang berjalan.
Bupati yang akrab dipanggil PAS ini
berharap, di tahun 2017 dapat membangun 100 kamar kelas satu. ”Nanti jenisnya
disesuaikan, karena ada hubungan antara pertumbuhan rumah sakit sendiri dan
pertumbuhan rumah sakit secara ekonomi, jadi ini harus dihitung juga, bukan
hanya berpikir tentang jumlah kamar saja”, katanya.
Selain itu, Bupati Agus Suradnyana juga menambahkan, pihaknya juga
berpikir ke depan bagaimana dokter spesialis tertarik datang ke Buleleng karena
jumlah kamar yang cukup dan jasa pelayanan yang cukup.
Dirut RSUD Buleleng Gede Wiartana sangat berharap pengertian dan
kesadaran masyarakat pengunjung akan pentingnya ketaatan, selain taat jam-jam
berkunjung sesuai ketentuan, juga jangan mengajak balita. Karena balita juga
bisa tertular penyakit yang dikunjungi, di samping meningkatkan keamanan dan
kenyamanan. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com