Badung, Dewata News. Com - Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Provinsi Bali Tahun 2016 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak. Oleh karena itu, Pemerintah Povinsi Bali menginstruksikan Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk mengoptimalkan pelaksanaan strategi dalam rangka pencapaian cakupan imunisasi secara tinggi dan merata.
Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya pada pencanangan Pekan Imunisasi nasional (PIN) Polio Tahun 2016 Provinsi Bali di Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Badung, Selasa(15/3).
“Walaupun angka – angka penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sudah dapat ditekan, namun cakupan imunisasi harus dipertahankan tetap tinggi dan merata. Jika hal tersebut gagal maka dapat menimbulkan kejadian luar biasa pada penyakit tersebut,” jelas Pastika.
Optimalisasi cakupan tersebut menurutnya dapat dilakukan dengan cara memberikan akses yang luas bagi masyarakat, menjamin ketersediaan vaksin, sweeping ke kantong – kantong rawan penolakan imunisasi, menjaga rantai dingin produk vaksin serta tentunya melaksanakan pelayanan imunisasi sesuai standar operasional pelayanan.
Lebih lanjut Pastika menyampaikan bahwa pencanangan yang dilakukan tersebut merupakan motivasi bagi semangat kebersamaan untuk menegaskan bahwa imunisasi sebagai upaya preventif yang sangat penting untuk mencegah penyakit sehingga harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan menyeluruh.
“Program imunisasi tidak boleh berhenti, program ini harus terus ditingkatkan, mengingat kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat kesehatan sejak bayi,” tegas Pastika yang menurutnya tindakan pencanangan tersebut merupakan salah satu upaya untuk melahirkan generasi yang sehat dan cerdas di masa datang.
Pastika juga menghimbau seluruh jajaran Dinas Kesehatan untuk senantiasa melakukan evaluasi secara terpadu dan diprogramkan imunisasi secara terpadu dengan layanan kesehatan lainnya sehingga menjadi layanan paripurna. Di akhir sambutannya Gubernur pastika mengharapkan pelaksanaan imunisasi tersebut dapat berjalan dengan lancar dan sukses sehingga kedepannya diharapkan mampu untuk mewujudkan Indonesia dan khususnya Bali bebas dari penyakit Polio di tahun 2020.
Sementara itu Staf Ahli Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tritarayati yang turut hadir pada saat itu menyatakan bahwa walaupun pelaksanaan PIN Polio di Bali mengalami kemunduruan yang dimana seharusnya serentak dilaksanakan pada tanggal 8 – 15 Maret 2016 menjadi tanggal 15 – 22 Maret 2016, diharapkan hal tersebut tidak menggangu komitmen pemerintah dalam upaya menghilangkan virus polio di lingkungan serta mempertahankan Indonesia bebas Polio dan tercapainya dunia bebas Polio di tahun 2020.
Ia juga menambahkan meski Indonesia telah mendapatkan Sertifikat Bebas Polio bersama negara-negara anggota WHO di Asia Tenggara atau South East Asia Region (SEARO), namun masih perlu waspada polio karena hingga saat masih ada negara yang endemis polio yaitu Afganistan dan Pakistan.
Lebih lanjut disampaikannya, sasaran PIN Polio tahun 2016 adalah semua anak Indonesia yang berusia 0-59 bulan. Jumlahnya mencapai 23.721.004 anak. Vaksin yang akan digunakan yaitu vaksin polio tetes yang merupakan produksi dalam negeri.
Pencanangan PIN Polio tersebut kemudian ditandai dengan pemberian tetes imunisasi kepada balita yang oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya yang kemudian dilanjutkan oleh Staf Ahli Kementerian Kesehatan Tritarayati. (DN - HuM)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com