Buleleng, Dewata News.com - Semakin pesatnya perkembangan pariwisata Bali memberi impact positif bagi pergerakan perekonomian di Bali, mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas.
Ini tercermin dari semakin meningkatnya omset penjualan pedagang, jumlah lapangan pekerjaan yang semakin banyak, dan lain sebagainya. Akan tetapi selain dampak positif, pariwisata juga menyisakan dampak negatifnya. Semakin menjamurnya pembangunan tempat hiburan malam seperti : Cafe, Club malam, karaoke sebagai penunjang pariwisata, berimbas pada jumlah Pekerja Seks Komersial (PSK) yang juga semakin meningkat seiring dengan pembangunan tersebut.
Dari tahun ke tahun jumlah PSK di Bali terus saja bertambah. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan, karena sudah menjadi rahasia umum hubungan seksual yang tidak sehat dengan PSK merupakan faktor resiko dari semakin berkembangnya penyakit-penyakit sekual seperti : Sifilis, gonore sampai yang paling menakutkan yaitu HIV.
Dari tahun ke tahun jumlah PSK di Bali terus saja bertambah. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan, karena sudah menjadi rahasia umum hubungan seksual yang tidak sehat dengan PSK merupakan faktor resiko dari semakin berkembangnya penyakit-penyakit sekual seperti : Sifilis, gonore sampai yang paling menakutkan yaitu HIV.
Dari data terakhir yang dihimpun Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2015 diketahui bahwa jumlah PSK secara keseluruhan di Pulau Dewata diestimasikan lebih dari 6.000 orang. Dan yang paling mengejutkan yaitu dari 6.000 orang, tercatat sebanyak 75 persen pekerja seks komersial di Pulau Dewata ternyata positif terjangkit HIV. Penyebaran terbanyak tinggal di kawasan wisata Sanur, dan disusul kawasan Kuta untuk peringkat kedua, dengan rentang usia terbanyak pada berada di kisaran 19-39 tahun.
Fakta mengejutkan tersebut seakan memberi sinyal kepada kita semua untuk lebih berhati-hati lagi membawa diri, dan menghindari hubungan seksual yang berisiko dengan PSK. Jangan sampai kenikmatan sesaat menyisakan penderitaan seumur hidup. Dan jangan sampai kebiasaan menyimpang ini berakibat buruk bagi keluarga.
Sementara bagi masyarakat yang sudah terlanjur/pernah menjadi pelanggan transaksi seksual berisiko ini dianjurkan untuk segera berkonsultasi di pusat pelayanan kesehatan yang telah disediakan pemerintah. Hampir di setiap Puskesmas sudah tersedia fasilitas VCT dan petugas kesehatan yang selalu siap membantu anda untuk memeriksakan diri. Selain itu, klinik-klinik kesehatan juga sudah banyak memberikan pelayanan pemeriksaan HIV.
Sekali lagi permasalahan PSK ini sudah menjadi masalah yang sangat kompleks bagi pemerintah. Sangat mustahil keberadaan PSK ini dapat dihilangkan. Sehingga pemerintah sudah sepantasnya melakukan tindakan yang lebih komprehensif dan tegas dalam menangani masalah ini. Pemberian pendidikan kesehatan sebagai bentuk pencegahan, upaya pengobatan dan pengawasan yang ketat terhadap PSK yang sudah terindikasi HIV harus menjadi fokus utama. Sehinga diharapkan timbulnya kasus HIV baru di masyarakat dapat diminimalisir. (DN ~ Berita Bali).-
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com