Buleleng,Dewata News.com – Beberapa hari yang lalu, ada
satu kisah keajaiban dimana salah satu pura yang berada di Buleleng
diterjang banjir bandang, namun patung yang berbentuk arca Bhatara Gana
(Ganesha) di pura itu tetap kokoh berdiri.
Pura yang bernama Pura Taman Belatung terletak di Desa Banyupoh,
Kabupaten Buleleng seakan menyimpan nilai religius, dimana diantara
bangunan-bangunan yang mengalami kehancuran hanya patung Bhatara Gana
yang aman dari terjangan banjir itu.
Lalu, siapa sebenarnya Bhatara Gana dalam mitologi Hindu Bali? Bagaimana perannya dalam tatanan keyakinan masyarakat Bali?.
Kepopuleran tokoh Bhatara Gana atau yang lazim disebut dengan Dewa
Ganesha di Bali bisa dibilang baru muncul beberapa tahun ini. Hal itu
ditunjukan dalam bentuk patung perwujudan beliau yang baru popular
diposisikan di depan rumah, pura, kantor maupun sekolah-sekolah.
Namun sesungguhnya, di Bali pemujaan terhadap Bhatara Gana sendiri sudah berkembang setelah abad ke IX. Keberadaanya dibuktikan dengan adanya sekta Ganapatya yang pemujaannya ditujukan kepada Bhatara Ganapati.
Dalam lontar Ganapati Tattwa disebutkan bahwa Bhatara Gana merupakan sosok dewa kecerdasan atau dewa pengetahuan. Pada lontar ini diceritakan tentang bagaimana kecerdasan dari Bhatara Gana yang mengajukan tanya jawab tentang pencipataan kepada Bhatara Guru (Dewa Siwa).
Bhatara Guru (Dewa Siwa) sendiri tiada lain adalah ayah dari Bhatara
Gana, dalam lontar Ganapati Tattwa inilah Bhatara Guru memberikan
ajaran-ajaran terkait dengan asal-usul dunia sampai dengan cara mencapai
kelepasan roh (moksa).
Dalam lontar Andha Buwana, Bhatara Gana disebutkan sebagai penenung
dengan membawa “Tenung Aji Wariga”. Kekuatan tenung itu akan bisa
mengetahui tentang semua kejadian yang dialami sebelumnya, meskipun
berbohong namun akan terlihat kebenaran yang sesungguhnya.
Seperti misalnya diceritakan pada saat Bhatari Uma mencari susu untuk
mengobati Bhatara Guru (Bhatara Siwa). Bhatari Uma memperoleh susu
dengan cara tidak benar, akan tetapi berbohong mengaku memperoleh susu
dengan cara benar. Namun, Bhatara Gana dengan “Tenung Aji Wariga”
membuka kebenarannya hingga Bhatari Uma mengakui kesalahannya.
Disisi lain, Bhatara Gana yang memiliki kemampuan sebagai Dewa jnana
atau pengetahuan, Bhatara Gana juga merupakan Dewa penjaga. Bhatara
Ganapati merupakan dewanya para gana, dimana gana sendiri berasal dari
bahasa Sansekerta yang berarti pasukan.
Kedudukan Bhatara Gana sebagai dewa penjaga di Bali dipuja dalam sebuah upacara caru yang bernama “rsi gana”. Dalam pemujaan ini, Bhatara Gana dipuja sebagai penetralisir kekuatan Butha yang dapat mengangu lingkungan.
Selain itu tujuan dari pelaksanaan caru rsi gana adalah untuk membersihkan unsur-unsur negatif yang ada disekitar tempat yang dilaksanakan upacara itu.
Adapun doa dan pemujaan yang bisa diucapkan dalam memuja Bhatara Gana yakni “om ganapati rsi putram, Bhuktyantu weda tarpanam, Bhuktyantau jagat trilokam, Suddha purna saririnam”.
Demikianlah ulasan singkat mengenai keberadaan Bhatara Gana dalam
keyakinan Hindu Bali. Selain sebagai Dewanya pengetahuan (jnana),
Bhatara Gana juga merupakan dewa pelindung dan penetralisir dari
kekuatan-kekuatan negatif alam semesta. (DN ~ SB).-
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com