Made Mudarna dan anggota Babinsa saat melihat tanah pekarangan jebol
Buleleng, Dewata News.com — Sebuah
rumah milik Made Mudiarna (39), warga Dusun Segara, Desa Giri Mas, Kecamatan
Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali mengalami kerusakan parah tertimpa pohon,
ditengah suasana hujan dan angin kencang, pada hari Rabu (27/01) petang.
”Adanya suara ledakan keras ditengah hujan
deras dan angin kencang petang itu, saya kira bunyi petir. Ternyata pohon
didepan rumah menimpa bangunan atap dan memutuskan kabel listrik. Saat
itu anak-anak sedang nonton televise, sedangkan saya berada di kamar bersama
istri,” ujar Mudiarna, Kamis (28/01).
Dari peristiwa tersebut, lanjut Mudiarna,
seperangkat pemancar parabola miliknya pun hancur akibat tertimpa pohon yang
awalnya menjadi perindang di depan rumah. Bukan hanya memutuskan kabel aliran
listrik, konstruksi kayu penopang atap rumah pun menjadi patah.
Sementara itu, Kepala desa Giri Emas,
Wayan Sunarsa ketika ditemui mengaku sudah sempat melihat ke lokasi rumah milik
warganya itu.
Ia mengungkapkan, saat hujan dan angin
kencang tersebut, bukan hanya rumah milik Mudiarna yang menjadi korban
kerusakan. Melainkan beberapa rumah warga di Desa Giri Mas pun turut
diterbangkan atap rumahnya yang terbuat dari seng.
Putusanya kabel aliran listrik di rumah
warganya, menurut Kades Sunarsa, sudah dilaporkan untuk segera mendapatkan penanganan,
sebab tercatat ada enam rumah warganya yang listriknya padam usai peristiwa
tumbangnya pohon kayu di halaman milik Mudiarna.
Suasana hujan dan angin kencang saat
ini,juga mengakibatkan sebidang tanah pekarangan depan rumah Kadek Sudarsana
(39) warga Banjar Dinas Dalem, Desa Jinangdalem, Kecamatan Buleleng, amblas
membentuk lubang dengan diameter lingkaran hampir mencapai tiga meter.
Peristiwa jebolnya tanah dipekarangan rumahnya itu diperkirakan berlangsung tengah
malam.
Setelah dilihat, ternyata di dalam lubang dari
tanah pekarangan yang jebol tampak mengalir air dengan arus yang cukup deras.
Ia mengaku memang ada lubang besar menyerupai terowongan air di bawah tanah
pekarangannya yang amblas. Terowongan itu sudah diketahui keberadaanya sejak
lama dan merupakan peninggalan sejak zaman Jepang.
Terowongan tersebut dialiri air dari
Tukad (Sungai) Badeng Jinangdalem yang menuju ke kawasan persubakan di kawasan
Kelurahan Penarukan.
Kondisi ambruknya tanah diatas terowongan
air tersebut juga menimbulkan kerusakan di bangunan tembok rumah warga lainnya.
Keretakan tembok rumah warga tersebut disebabkan akibat kondisi dibeberapa
titik terowongan yang kontur tanahnya menurun akibat amblas.
Bahkan, beberapa
rumah yang temboknya retak tersebut karena berada tepat di atas terowongan yang
dialiri air.
Pelaksana tugas
Kades Jinengdalem, Ketut Sumerta mengaku sudah melaporkan peristiwa itu secara
tertulis kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng
dan ditembuskan ke Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com