Rektor Undiksha Nyoman Jampel diapit oleh Kapolres Harry dan Dandim Budi Prasetyo serta Ketua MUI Buleleng Haji Abdurrahman Said.Lc |
Buleleng, DewataNews.com – Aksi ancaman pengeboman lewat selembar surat di Kantor Camat Buleleng, beberapa waktu lalu mendapat perhatian besar aparat penegak hukum. Seperti disampaikan Dandim 1609/ Buleleng, Letkol Inf. Budi Prasetyo dan Kapolres Buleleng, AKBP. Harry Haryadi Badjuri, dalam dialog dengan mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Selasa (26/01).
Dandim Letkol Inf. Budi Prasetyo
mengatakan, kekhawatiran akan aksi radikalisme yang menyasar generasi muda di Buleleng
perlu diantisipasi bersama dengan persamaan langkah serta presepsi.
Menurutnya, lewat hal tersebut bisa ditangkal dengan pemahaman wawasan
kebangsaan, mengingat kondisi masyarakat di Kabupaten Buleleng yang heterogen. Sehingga, generasi muda, khususnya
mahasiswa perlu dibentengi sejak awal dari aksi berbau radikalisme tersebut.
Sementara Kapolres Buleleng AKBP Harry Haryadi
Badjuri menegaskan, ancaman teror dan radikalisme merupakan musuh bersama yang
harus dihancurkan. Kondisi Buleleng yang memiliki garis panjang pantai di
paling luas sepanjang 157,05 Km di kawasan utara Pulau Bali sangat memiliki
potensi dan kerawanan tersendiri.
“Kami kupas tuntas masalah radikalisme, dan
cara menangkalnya. Ini momentum kepolisian menularkan virus kebaikan mencegah
radikalisme di kalangan mahasiswa. Kami mengacu terhadap kejadian teror di berbagai
wilayah di Indonesia, sebagian besar pelakunya itu dilakukan anak muda,” ujar Harry
Haryadi.
Menurut Kapolres Harry Haryadi, kesadaran
pada generasi muda sangat perlu ditumbuhkan terhadap ancaman aksi-aksi radikal
seperti teror bom yang beberapa waktu berlangsung di Jalan Thamrin, Jakarta
Pusat (14/01) lalu.
Terkait dengan aksi radikalisme di kalangan
mahasiswa, Harry Haryadi mengatakan, Undiksha yang memiliki banyak jumlah
mahasiswa hendaknya mampu untuk membawakan pesan dialog tersebut.
Sebab, lanjut Harry Hariyadi, kepedulian
dan pemahaman terhadap ancaman aksi radikalisme akan memudahkan masyarakat
untuk menyikapi perbuatan teror yang belakangan ini muncul.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kabupaten Buleleng, Haji Abdurrahman Said.Lc yang hadir pada dialog dengan
mahasiswa itu mengatakan, pihaknya selalu rutin melakukan komunikasi dan
berkordinasi dengan aparat penegak hukum serta TNI untuk menjaga keamanan di
Kabupaten Buleleng agar tetap kondusif.
Abdurrahman Said juga mengharapkan agar
generasi muda agar tidak mudah rapuh dan mampu untuk membagikan hasil dialog
tersebut kepada masyarakat luas.
Ia mengakui munculnya pemahaman yang salah
dan menjadi penyebab aksi radikalisme yang mengatasnamakan agama dibalik
perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri. Sehingga, harus
ada bentuk pencerahan terhadap pemahaman yang tidak sesuai agar bisa diluruskan
dan tidak menimbulkan penyesatan.
Rektor Undisha, Dr.I Nyoman Jampel saat
membuka acara tersebut mengaku telah secara tegas melarang mahasiswanya
terlibat dalam paham radikalisme. ”Pemahaman tentang Indonesia sebagai negara berdasarkan
Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya harus betul-betul
didekatkan kepada generasi muda,” ungkap Rektor Nyoman Jampel.
Jampel menilai, mahasiswa sebagai kalangan
intelektual muda, hendaknya bentuk-bentuk pemahaman yang mampu menjadi
boomerang bagi keutuhan serta penerapan nilai Pancasila telah menjadi sebuah
kewajiban untuk dijauhi.
Bahkan, Rektor Nyoman Jampel mengaku, sepakat untuk menggerus penyebaran
tentang pemahaman yang anti persatuan serta nilai luhur Pancasila. (DN ~
TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com