Garam berbentuk piramida yang diproduksi PT Neo Logis Surabaya (NLS)
di Desa Tejakula, Kabupaten Buleleng, wilayah utara Bali, menembus pasar Jepang
|
Ia mengungkapkan, beberapa negara menjadi tujuan ekspor uyah (garam)
Bali Utara yang diproduksi melalui proses palungan, krosokan dan garam pyramid.
”Saat ini produksi garam Buleleng telah merambah pasar Eropa, Asia dan
Turki. Bahkan hasil inovasi dan kreatifitas petani garam yang menghasilkan
garam pyramid berkualitas tinggi hasil produksi petani garam di daerah
Tejakula, Les dan Pemuteran telah mencapai harga berkisar antara Rp50.000
hingga Rp250.000,” ungkap Nyoman Sutrisna di Singaraja, Rabu (16/12)..
Jro Sutrisna yang juga Kelian Desa Adat Pakraman Buleleng ini juga
mengatakan, guna memberikan kepastian dan penjaminan usaha bagi petani garam
dan pengepul, Diskanla Buleleng telah menggelar temu kemitraan dan usaha, Senin
(14/12) lalu di Singaraja.
Temu kemitraan dan usaha yang berlangsung sehari itu, menurut Nyoman
Sutrisna, menampilkan pembicara Ana Yunus dari Direktorat Jasa Kelautan Dirjen
Penataan Ruang Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan R.I., serta utusan dari
BRI Cabang Singaraja. Ia sendiri selaku Kepala Diskanla Buleleng juga memberikan
materi pentingnya pentingnya invasi dan kreatiuvitas petani garam untuk
menghasilkan garam pyramid berkualitas tinggi.
Dalam pertemuan ini sekaligus dilakukan penandatanganan MoU yang
mengikat antara petani dan pengepul garam di Buleleng, sebagai salah satu
bentuk kepastian dan penjaminan usaha bagi petani garam dan pengepul. (DN ~
TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com