Buleleng, Dewata News.com - Pada hari Sabtu / Saniscara Kliwon wuku Landep, tanggal 12 Desember 2015 merupakan Hari raya Tumpek Landep. Hari raya Tumpek Landep sendiri merupakan rentetan setelah hari raya
Saraswati, dimana pada hari ini umat Hindu melakukan puji syukur atas
berkah yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam
manifestasinya sebagai Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati.
Perbedaan hari
raya Saraswati dengan hari raya Tumpek Landep adalah dimana pada saat
hari raya Saraswati umat hindu melakukan puji syukur atas turunnya ilmu
pengetahuan dimana diimplementasikan dengan mengupacari berbagai
sumber-sumber ilmu pengetahuan, seperti buku, lontar, prasasti dan
berbagai sumber-sumber sastra dan ilmu pengetahuan lainnya. Sedangkan
pada hari raya Tumpek Landep lebih mengucapkan puji syukur kepada Ida
Bhatara Sang Hyang Pasupati yang telah menganugrahi kecerdasan dan
ketajaman pikiran kepada manusia yang mana dari pikiran-pikiran
tersebut melahirkan daya cipta rasa dan karsa manusia dalam menciptakan
sesuatu (output) yang dapat mempermudah kehidupannya untuk mencapai kebahagiaan.
Hari
raya tumpek landep jatuh setiap Saniscara/hari sabtu Kliwon wuku
Landep, sehingga secara perhitungan kalender Bali, hari raya ini
dirayakan setiap 210 hari sekali. Kata Tumpek sendiri berasal dari
“Metu” yang arinya bertemu, dan “Mpek” yang artinya akhir, jadi Tumpek
merupakan hari pertemuan wewaran Panca Wara dan Sapta Wara, dimana Panca
Wara diakhiri oleh Kliwon dan Sapta Wara diakhiri oleh Saniscara (hari
Sabtu). Sedangkan Landep sendiri berarti tajam atau runcing, maka dari
ini diupacarai juga beberapa pusaka yang memiliki sifat tajam seperti
keris.
Dalam perkembangan zaman dan teknologi, perayaan
hari raya Tumpek Landep tidak hanya mengupacarai benda-benda
sakral/pusaka seperti keris dan peralatan persenjataan, melainkan juga
benda-benda lain yang memiliki manfaat positif yang memberikan kemudahan
dalam segala aktivitas dan kehidupan manusia. Adapun benda-benda
tambahan yang juga sering kita lihat diupacarai para hari Tumpek Landep
ini antara lain : motor, mobil, sepeda, komputer, laptop, mesin pabrik,
dan benda-benda lainnya.
Bagi umat Hindu di Bali, senjata
yang paling utama dalam kehidupan ini adalah pikiran, karena pikiranlah
yang mengendalikan semuanya yang ada. Semua yang baik dan yang buruk
dimulai dari pikiran, maka dari itu dalam perayaan hari Tumpek Landep
ini kita diharapkan agar senantiasa menajamkan pikiran lewat kecerdasan
dan mengendalikan pikiran lewat norma-norma agama dan budaya.
Begitu
tingginya filosofi orang-orang Bali yang sangat memaknai segala sesuatu
yang ada di dalam kehidupannya. Ini juga yang membuat Bali dikenal
sangat unik dan eksotis bagi orang-orang yang pernah mengunjunginya.
Hendaknya budaya-budaya nusantara seperti inilah yang sepatutnya kita
lestarikan sebagai bentuk warisan para leluhur, yang menunujukkan jati
diri dan karakter bangsa di tanah Nusantara. Semoga segala pikiran yang
baik datang dari segala penjuru. Made Tirthayasa.-
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com