Foto (c) by : ist |
Buleleng,
Dewata News.com — Pasca
bentrokan antar ormas di Lapas Kerobokan dan di Jl. Teuku Umar, Denpasar belum
lama ini, membuat masyarakat Bali resah. Oleh karena itu, peran pemerintah
sangat perlu melakukan mediasi terhadap keberadaan ormas untuk menghindari
konflik.
Pasalnya, hingga saat ini banyak ormas terbentuk di Bali. Bahkan ada
ormas terbentuk secara diam-diam yang berasal dari satu wilayah
kampung. Untuk meminimalisir ekses negatif keberadaan ormas tersebut,
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KesbangPol) Buleleng di awal Tahun 2016,
akan mendata keberadaan ormas di daerah itu.
Yang didata misalnya asalusul pendiriannya seperti apa. “Sebab, di
Buleleng, jumlah penduduk sangat padat dan hal ini perlu diantisipasi
secepatnya guna mencegah terulangnya keributan,” kata Kepala Badan KesbangPol
Buleleng, Ida Bagus Suadnyana di Singaraja, Minggu (27/12).
IB.Suadnyana menjelaskan, pihaknya sudah memerintahkan jajarannya untuk
segera melakukan koordinasi dan mendata keberadaan kelompok-kelompok ormas di
Buleleng. Saat ini sudah dilakukan pemetaan, sekaligus sudah mendatangi
kelompok atau ranting di setiap ormas di Buleleng, untuk mulai didata dan
meminta identitas organisasi.
Pimpinan ormas juga akan diundang untuk diajak berdiskusi menyamakan
persepsi dalam menyampaikan misi perdamaian. Keberadaan ormas itu akan
dibuatkan semacam surat dari BKBP Buleleng. “Ormas harus memiliki surat
keabsahan, walaupun sudah berbentuk,” katanya. (DN ~ PB).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com