Foto (c) by : antara |
Boyolali,
Dewata News.com — Bahkan Jokowi berani pasang badan jika ada
pihak yang berniat membidik perangkat desa sebagai target kriminalisasi.
"Kalau sudah bekerja sesuai prosedurnya, apa bisa dikriminalisasi?
Tidak perlu takut untuk menggunakan anggaran. Kalau bekerja baik, tidak perlu
kita takut, saya jamin! Siapa itu yang akan melakukan kriminalisasi? Kejaksaan?
Polisi? Pasti akan saya kejar! Yang bekerja baik saya ingin beri penghargaan,
bukan dikriminalisasi," kata Jokowi dalam 'Silaturim dengan Para Kepala
Desa dan Perangkat Desa di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu
(26/12).
Jokowi berharap, setiap desa mampu menyerap dana desa dengan baik.
Bahkan dia menjanjikan dana akan terus bertambah setiap tahunnya. Tahun 2016
dana desa dianggarkan di APBN sebesar Rp47 triliun, atau meningkat 100 persen
lebih dibanding tahun ini.
"Tahun depannya saya berani pastikan naik Rp 60-80 triliun. Ini
agar peredaran uang di desa semakin banyak. Usahakan agar uang itu muter saja
di desa. Kalau pun dibelanjakan keluar paling banyak 10 persennya saja. Gunakan
untuk sektor padat karya, paling baik di musim paceklik agar semua orang
menikmati. Semakin banyak yang bekerja semakin cepat terdistribusi. Arahkan
untuk proyek produktif, irigasi misalnya. Pokoknya semua kegiatan yang jadi produktif,"
lanjutnya.
Dengan dana desa tersebut, Jokowi berharap percepatan pembangunan di
desa akan terlihat nyata. Menurutnya, negara atau daerah yang menggunakan
dananya dengan efisien akan terus bertahan hidup. Sedangkan yang tidak mampu
mengolah dana akan ditinggal oleh waktu dan zaman.
Jokowi juga memberikan peringatan penting kepada seluruh kepala desa dan
perangkat desa agar memperkuat pembangunan pedesaan. Karena tahun depan,
masyarakat Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016. "Saya
ingatkan lima hari lagi kita memasuki tahun 2016, akan ada persaingan bebas 11
negara ASEAN. Kita belum tahu persaingannya seberat apa. Batas negara sudah
tidak ada, banyak yang belum sadar. Para pimpinan ASEAN juga khawatir
menghadapinya," kata Jokowi.
Para pemimpin itu, kata Jokowi, khawatir produk-produk dan tenaga kerja
Indonesia akan mendominasi ASEAN. Namun di saat yang sama rupanya para
pengusaha Indonesia pun banyak yang takut bersaing menghadapi MEA yang sudah di
hadapan mata. "Wong mereka saja takut sama kita, kok kita takut sama
mereka. Jangan takut, yang kurang baik mari diperbaiki. Ini sudah tidak bisa
kita cegah, sudah tidak bisa ditolak. 11 Tahun lalu kita sudah tanda tangan
kesepakatan. Mau tidak mau harus masuk area persaingan itu," tegasnya.
"Tiga tahun lagi kita juga harus masuk ke poros perdagangan Amerika
dan teman-temannya, Trans-Pasific Partnership. Kalau tidak gabung barang kita
akan dikenai pajak 15-20 persen, ini realitasnya. Dua tahun lagi kita hadapi
poros perdagangan lain yang dikelola Zona Eropa. Jika tidak gabung kita juga
kena pajak tinggi. Berikutnya juga ada poros perdagangan yang dikelola
Tiongkok. Kita tidak mungkin tertutup lagi, sudah lama kita terbuka. Jangan
memakai pola-pola lama, zaman sudah berubah. Salah-salah negara yang jadi
taruhannya," ucap Jokowi. DN ~ Ant).—
Presiden
Joko Widodo berpesan agar kepala desa (kades) dan perangkat desa mampu
mengoptimalkan alokasi dana desa yang akan terus meningkat setiap
tahun.
- See more at: http://www.nusabali.com/berita/1426/jokowi-kades-jangan-takut-dikriminalisasi#sthash.OoCf04pE.dpuf
BOYOLALI, NusaBali
Bahkan Jokowi berani pasang badan jika ada pihak yang berniat membidik perangkat desa sebagai target kriminalisasi.
"Kalau
sudah bekerja sesuai prosedurnya, apa bisa dikriminalisasi? Tidak perlu
takut untuk menggunakan anggaran. Kalau bekerja baik, tidak perlu kita
takut, saya jamin! Siapa itu yang akan melakukan kriminalisasi?
Kejaksaan? Polisi? Pasti akan saya kejar! Yang bekerja baik saya ingin
beri penghargaan, bukan dikriminalisasi," kata Jokowi dalam 'Silaturim
dengan Para Kepala Desa dan Perangkat Desa di Asrama Haji Donohudan,
Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (26/12).
Jokowi
berharap, setiap desa mampu menyerap dana desa dengan baik. Bahkan dia
menjanjikan dana akan terus bertambah setiap tahunnya. Tahun 2016 dana
desa dianggarkan di APBN sebesar Rp 47 triliun, atau meningkat 100
persen lebih dibanding tahun ini. "Tahun depannya saya berani pastikan
naik Rp 60-80 triliun. Ini agar peredaran uang di desa semakin banyak.
Usahakan agar uang itu muter saja di desa. Kalau pun dibelanjakan keluar
paling banyak 10 persennya saja. Gunakan untuk sektor padat karya,
paling baik di musim paceklik agar semua orang menikmati. Semakin banyak
yang bekerja semakin cepat terdistribusi. Arahkan untuk proyek
produktif, irigasi misalnya. Pokoknya semua kegiatan yang jadi
produktif," lanjutnya.
Dengan dana desa
tersebut, Jokowi berharap percepatan pembangunan di desa akan terlihat
nyata. Menurutnya, negara atau daerah yang menggunakan dananya dengan
efisien akan terus bertahan hidup. Sedangkan yang tidak mampu mengolah
dana akan ditinggal oleh waktu dan zaman.
Jokowi
juga memberikan peringatan penting kepada seluruh kepala desa dan
perangkat desa agar memperkuat pembangunan pedesaan. Karena tahun depan,
masyarakat Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016.
"Saya ingatkan lima hari lagi kita memasuki tahun 2016, akan ada
persaingan bebas 11 negara ASEAN. Kita belum tahu persaingannya seberat
apa. Batas negara sudah tidak ada, banyak yang belum sadar. Para
pimpinan ASEAN juga khawatir menghadapinya," kata Jokowi.
Para
pemimpin itu, kata Jokowi, khawatir produk-produk dan tenaga kerja
Indonesia akan mendominasi ASEAN. Namun di saat yang sama rupanya para
pengusaha Indonesia pun banyak yang takut bersaing menghadapi MEA yang
sudah di hadapan mata. "Wong mereka saja takut sama kita, kok kita takut
sama mereka. Jangan takut, yang kurang baik mari diperbaiki. Ini sudah
tidak bisa kita cegah, sudah tidak bisa ditolak. 11 Tahun lalu kita
sudah tanda tangan kesepakatan. Mau tidak mau harus masuk area
persaingan itu," tegasnya.
"Tiga tahun lagi
kita juga harus masuk ke poros perdagangan Amerika dan teman-temannya,
Trans-Pasific Partnership. Kalau tidak gabung barang kita akan dikenai
pajak 15-20 persen, ini realitasnya. Dua tahun lagi kita hadapi poros
perdagangan lain yang dikelola Zona Eropa. Jika tidak gabung kita juga
kena pajak tinggi. Berikutnya juga ada poros perdagangan yang dikelola
Tiongkok. Kita tidak mungkin tertutup lagi, sudah lama kita terbuka.
Jangan memakai pola-pola lama, zaman sudah berubah. Salah-salah negara
yang jadi taruhannya," ucap Jokowi. 7
Jokowi : Kades Jangan Takut Dikriminalisasi
Presiden Joko Widodo berpesan
agar kepala desa (kades) dan perangkat desa mampu mengoptimalkan alokasi
dana desa yang akan terus meningkat setiap tahun.
BOYOLALI, NusaBali
Bahkan Jokowi berani pasang badan jika ada pihak yang berniat membidik perangkat desa sebagai target kriminalisasi.
"Kalau
sudah bekerja sesuai prosedurnya, apa bisa dikriminalisasi? Tidak perlu
takut untuk menggunakan anggaran. Kalau bekerja baik, tidak perlu kita
takut, saya jamin! Siapa itu yang akan melakukan kriminalisasi?
Kejaksaan? Polisi? Pasti akan saya kejar! Yang bekerja baik saya ingin
beri penghargaan, bukan dikriminalisasi," kata Jokowi dalam 'Silaturim
dengan Para Kepala Desa dan Perangkat Desa di Asrama Haji Donohudan,
Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (26/12).
Jokowi
berharap, setiap desa mampu menyerap dana desa dengan baik. Bahkan dia
menjanjikan dana akan terus bertambah setiap tahunnya. Tahun 2016 dana
desa dianggarkan di APBN sebesar Rp 47 triliun, atau meningkat 100
persen lebih dibanding tahun ini. "Tahun depannya saya berani pastikan
naik Rp 60-80 triliun. Ini agar peredaran uang di desa semakin banyak.
Usahakan agar uang itu muter saja di desa. Kalau pun dibelanjakan keluar
paling banyak 10 persennya saja. Gunakan untuk sektor padat karya,
paling baik di musim paceklik agar semua orang menikmati. Semakin banyak
yang bekerja semakin cepat terdistribusi. Arahkan untuk proyek
produktif, irigasi misalnya. Pokoknya semua kegiatan yang jadi
produktif," lanjutnya.
Dengan dana desa
tersebut, Jokowi berharap percepatan pembangunan di desa akan terlihat
nyata. Menurutnya, negara atau daerah yang menggunakan dananya dengan
efisien akan terus bertahan hidup. Sedangkan yang tidak mampu mengolah
dana akan ditinggal oleh waktu dan zaman.
Jokowi
juga memberikan peringatan penting kepada seluruh kepala desa dan
perangkat desa agar memperkuat pembangunan pedesaan. Karena tahun depan,
masyarakat Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016.
"Saya ingatkan lima hari lagi kita memasuki tahun 2016, akan ada
persaingan bebas 11 negara ASEAN. Kita belum tahu persaingannya seberat
apa. Batas negara sudah tidak ada, banyak yang belum sadar. Para
pimpinan ASEAN juga khawatir menghadapinya," kata Jokowi.
Para
pemimpin itu, kata Jokowi, khawatir produk-produk dan tenaga kerja
Indonesia akan mendominasi ASEAN. Namun di saat yang sama rupanya para
pengusaha Indonesia pun banyak yang takut bersaing menghadapi MEA yang
sudah di hadapan mata. "Wong mereka saja takut sama kita, kok kita takut
sama mereka. Jangan takut, yang kurang baik mari diperbaiki. Ini sudah
tidak bisa kita cegah, sudah tidak bisa ditolak. 11 Tahun lalu kita
sudah tanda tangan kesepakatan. Mau tidak mau harus masuk area
persaingan itu," tegasnya.
"Tiga tahun lagi
kita juga harus masuk ke poros perdagangan Amerika dan teman-temannya,
Trans-Pasific Partnership. Kalau tidak gabung barang kita akan dikenai
pajak 15-20 persen, ini realitasnya. Dua tahun lagi kita hadapi poros
perdagangan lain yang dikelola Zona Eropa. Jika tidak gabung kita juga
kena pajak tinggi. Berikutnya juga ada poros perdagangan yang dikelola
Tiongkok. Kita tidak mungkin tertutup lagi, sudah lama kita terbuka.
Jangan memakai pola-pola lama, zaman sudah berubah. Salah-salah negara
yang jadi taruhannya," ucap Jokowi.
Jokowi : Kades Jangan Takut Dikriminalisasi
Presiden Joko Widodo berpesan
agar kepala desa (kades) dan perangkat desa mampu mengoptimalkan alokasi
dana desa yang akan terus meningkat setiap tahun.
BOYOLALI, NusaBali
Bahkan Jokowi berani pasang badan jika ada pihak yang berniat membidik perangkat desa sebagai target kriminalisasi.
"Kalau
sudah bekerja sesuai prosedurnya, apa bisa dikriminalisasi? Tidak perlu
takut untuk menggunakan anggaran. Kalau bekerja baik, tidak perlu kita
takut, saya jamin! Siapa itu yang akan melakukan kriminalisasi?
Kejaksaan? Polisi? Pasti akan saya kejar! Yang bekerja baik saya ingin
beri penghargaan, bukan dikriminalisasi," kata Jokowi dalam 'Silaturim
dengan Para Kepala Desa dan Perangkat Desa di Asrama Haji Donohudan,
Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (26/12).
Jokowi
berharap, setiap desa mampu menyerap dana desa dengan baik. Bahkan dia
menjanjikan dana akan terus bertambah setiap tahunnya. Tahun 2016 dana
desa dianggarkan di APBN sebesar Rp 47 triliun, atau meningkat 100
persen lebih dibanding tahun ini. "Tahun depannya saya berani pastikan
naik Rp 60-80 triliun. Ini agar peredaran uang di desa semakin banyak.
Usahakan agar uang itu muter saja di desa. Kalau pun dibelanjakan keluar
paling banyak 10 persennya saja. Gunakan untuk sektor padat karya,
paling baik di musim paceklik agar semua orang menikmati. Semakin banyak
yang bekerja semakin cepat terdistribusi. Arahkan untuk proyek
produktif, irigasi misalnya. Pokoknya semua kegiatan yang jadi
produktif," lanjutnya.
Dengan dana desa
tersebut, Jokowi berharap percepatan pembangunan di desa akan terlihat
nyata. Menurutnya, negara atau daerah yang menggunakan dananya dengan
efisien akan terus bertahan hidup. Sedangkan yang tidak mampu mengolah
dana akan ditinggal oleh waktu dan zaman.
Jokowi
juga memberikan peringatan penting kepada seluruh kepala desa dan
perangkat desa agar memperkuat pembangunan pedesaan. Karena tahun depan,
masyarakat Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016.
"Saya ingatkan lima hari lagi kita memasuki tahun 2016, akan ada
persaingan bebas 11 negara ASEAN. Kita belum tahu persaingannya seberat
apa. Batas negara sudah tidak ada, banyak yang belum sadar. Para
pimpinan ASEAN juga khawatir menghadapinya," kata Jokowi.
Para
pemimpin itu, kata Jokowi, khawatir produk-produk dan tenaga kerja
Indonesia akan mendominasi ASEAN. Namun di saat yang sama rupanya para
pengusaha Indonesia pun banyak yang takut bersaing menghadapi MEA yang
sudah di hadapan mata. "Wong mereka saja takut sama kita, kok kita takut
sama mereka. Jangan takut, yang kurang baik mari diperbaiki. Ini sudah
tidak bisa kita cegah, sudah tidak bisa ditolak. 11 Tahun lalu kita
sudah tanda tangan kesepakatan. Mau tidak mau harus masuk area
persaingan itu," tegasnya.
"Tiga tahun lagi
kita juga harus masuk ke poros perdagangan Amerika dan teman-temannya,
Trans-Pasific Partnership. Kalau tidak gabung barang kita akan dikenai
pajak 15-20 persen, ini realitasnya. Dua tahun lagi kita hadapi poros
perdagangan lain yang dikelola Zona Eropa. Jika tidak gabung kita juga
kena pajak tinggi. Berikutnya juga ada poros perdagangan yang dikelola
Tiongkok. Kita tidak mungkin tertutup lagi, sudah lama kita terbuka.
Jangan memakai pola-pola lama, zaman sudah berubah. Salah-salah negara
yang jadi taruhannya," ucap Jokowi.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com