Buleleng,
Dewata News.com — Bendungan
Titab, di Kecamatan Busungbiu, Kabupaten
Buleleng, Provinsi Bali, pada hari Minggu (13/12) siang, secara resmi mulai
diisi air awal (impounding).
"Pengisian dilakukan hari ini dan biasanya baru penuh, 2-3 bulan ke depan. Air bendung berasal dari Sungai Saba," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, Mudjiadi didampingi Kepala Pusat Bendungan Imam Santoso.
"Pengisian dilakukan hari ini dan biasanya baru penuh, 2-3 bulan ke depan. Air bendung berasal dari Sungai Saba," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, Mudjiadi didampingi Kepala Pusat Bendungan Imam Santoso.
Pengisian awal itu secara resmi dijadwalkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama pejabat terkait dan dihadiri oleh Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri.
Mudjiadi menjelaskan, Bendungan Titab
dibangun sejak 2011-2015 yang menghabiskan anggaran dari APBN sekitar Rp486
miliar ini dimaksudkan untuk mengatasi kekeringan dan penanggulangan banjir terutama
di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng.
Bendungan Titab juga akan mengairi daerah irigasi Saba dan Puluran seluas 1.794,82 ha untuk meningkatkan intensitas tanam kawasan itu dari 169 persen menjadi 275 persen.
Langkah itu, untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 350 liter/detik di tiga kecamatan yaitu Seririt, Banjar dan Busungbiu di Kabupaten Buleleng.
Juga, menambah cadangan energi listrik sebesar 2 x 0,75 MW untuk Kecamatan Busungbiu serta sebagai daerah konservasi air dan pariwisata.
Kapasitas tampung Bendungan Titab sebesar 12 juta M3 dan merupakan bendungan ke-6 dan terbesar di Provinsi Bali. Bendungan lain di Bali yakni Palasari, Grogak, Telaga Tunjung, Benel, dan Muara.
"Setelah waduk ini, direncanakan pembangunan dua waduk lagi di Bali yakni Bendungan Telaga Waja di Karangasem dan Waduk Sidan di Badung," katanya.
Sejalan dengan itu Kementerian PUPR ke depan akan terus berupaya untuk mempersiapkan lokasi yang cocok untuk dibangun infrastruktur bangunan air atau bendungan.
"Masalahnya tidak mudah menemukan lokasinya. Terlebih di Jawa. Karena untuk dibangun bendungan membutuhkan syarat tertentu seperti geografi (harus cekungan), tanahnya tidak rendah dan tidak banyak dihuni penduduk," katanya.
Sementara itu, Kasatker Pelaksana Jaringan Sumber Air Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida, Ditjen SDA Kementerian PUPR, Putu Eddy, mengatakan, secara
fisik konstruksi Bendungan Titab yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya dan PT
Brantas Abibraya ini sudah selesai 100 persen.
"Pekerjaan sisanya adalah penataan kawasan, area sabuk hijau dan jalan inspeksi serta perbatasan," katanya.
"Pekerjaan sisanya adalah penataan kawasan, area sabuk hijau dan jalan inspeksi serta perbatasan," katanya.
Eddy menambahkan, setelah Bendungan Titab diuji dan disertifikasi oleh Komisi Keamanan Bendungan PUPR, maka tahun depan sudah siap diresmikan," kata Eddy.
Bendungan Titab didisain untuk masa pakai 50 tahun dan berdiri di atas lahan seluas 119 ha dan area genangan sebanyak 68 ha serta bertipe urugan batu inti tegak.
Acara impounding yang dilaksanakan
secara seremonial itu dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
Basuki Hadimuljono; Menteri Koperasi dan UKM, A.A. Puspayoga; Presiden RI
kelima Megawati Soekarno Putri, Anggota Komisi V DPR RI, Nusyirwan Soejono,
Kepala Dinas PU Provinsi Bali, Nyoman Astawa Riadi mewakili Gubernur Bali, Made
Mangku Pastika, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Forum Komunikasi
Pimpinan Daerah Provinsi Bali, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten
Buleleng, para kepala SKPD, Camat, Kepala Desa lingkup Pemkab Buleleng.
Bendung Titab terbesar di Bali ini,
menurut Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada suatu kesempatan meninjau mengatakan, dimaksudkan untuk mengatasi kekeringan dan penanggulangan
banjir yang diharapkan tahun 2015 sudah bisa berfungsi, kendati baru tahap
irigasi dari beberapa manfaat yang akan dinikmati masyarakat.
”Ada beberapa manfaat bendung Titab yang
nantinya mampu mengairi daerah irigasi Saba dan Puluran seluas 1794,82 Ha untuk
meningkatkan intensitas tanam dari 169% menjadi 275%. Di samping itu, menambah
cadangan energi listrik sebesar 2 x 0,75 MW (wilayah Kecamatan Busungbiu) serta
untuk pariwisata, konservasi, perikanan dan lain-lain, termasuk air baku,”
ungkap Mangku Pastika.
Gubernur Mangku Pastika menyatakan
gembira, karena air baku yang bisa disiapkan di bendung Titab ini mampu memenuhi
kebutuhan air baku sebesar 350 liter/detik di 3 Kecamatan, yaitu Seririt,
Banjar,dan Busungbiu, Kabupaten Buleleng.
Keberadaan bendung Titab ini, kata
Gubernur, nantinya Buleleng menambah satu danau lagi yang luasnya 68,83 Ha,
dengan volume tampungan total air 12,80 juta m3.
Pembangunan waduk atau bendung Titab di
Kabupaten Buleleng ini dilaksanakan selama 4 tahun dengan dana APBN melalui
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Bali
Penida sebesar Rp428,7 miliar lebih. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com