Buleleng,
Dewata News.com —
Suasana pagi yang cerah dan indah dengan sinar matahari yang terbangun dari
mimpi semalam menyeruak menyinari Bumi Panji Sakti, pelataran eks Pelabuhan
Buleleng. Dari kehangatan pagi itu, tiba-tiba pandangan tertuju di sukupat,
depan Pura Segara Buleleng, dimana seorang tua tengah asyik memilah-milah
busung untuk diikat dan siap dijual kepada konsumen.
Ketika akan menemui orang tua ditengah kesibukannya itu, Dewata News bertemu dengan AA Ngurah
Dwipayana yang baru saja usai melakukan gerakan-gerakan Orhiba. Dwipayana
Ngurah, pemilik Akun di Facebook ini, ternyata juga tertarik untuk menemui
penjual busung itu.
”Melihat sembulan mentari di ufuk timur itu, ternyata kita kelihatan
sangat kecil dibanding alam semesta ini. Karena itu, kita patut bersyukur
kepada kebesaran Tuhan pencipta alam semesta ini yang setiap detik memberikan
kehidupan kepada kita, umat manusia. Dan, marilah kita cintai alam semesta
beserta isinya,” kata Dwipayana Ngurah sambil jalan menuju sukupat sebagai
tempat aktivitas orang tua itu.
Dari percakapan Ketua Yayasan Sri Padma Dwipayana (YSPD) Singaraja, Bali
yang berlokasi di Sukasada ini, ternyata orang tua ini mengaku bernama Komang
Subratha, dan menekuni profesi penjual busung setiap harinya rata-rata dari jam
03.00 hingga 07.00 wita.
Ternyata, Komang Subratha sudah lama menekuni pekerjaan menjual busung
di areal eks Pelabuhan Buleleng. Dengan menghidupi seorang istri dan seorang
putra, Komang Subratha menuturkan, setiap hari dapat jualan dari busung kisaran
Rp300 ribu. Tapi ketika menjelang hari-hari raya tiba, baik hari raya
Saraswati, Pagerwesi, Galungan dan Kuningan, dirinya bisa melakukan tranksaksi
penjualan kisaran Rp400 hingga Rp450 ribu.
Dengan hasil penjualan busung setiap hari itu, Komang Subratha sudah
mengantongi keuntungan Rp200 ribu, diluar hari-hari raya menggaet keuntungan
Rp250 ~ Rp300 ribu per harinya.
Dari cerita yang dituturkan Komang Subratha itu membuat Dwipayana Ngurah
tercengang seperti ekspresi saat meditasi. ”Jika setiap hari mengantongi hasil
keuntungan Rp250 ribu, maka dalam sebulan menikmati hasil mencapai Rp7,5 juta. Alangkah
besar penghasilan pak Komang Subratha sebagai pedagang busung yang bekerja
hanya dalam waktu 4 jam. Sangat luar biasa,” kata Dwipayana Ngurah.
Disinggung putranya semata wayang, Komang Subratha mengatakan, setelah
menyelesaikan pendidikan di STM (sekarang SMKN3) bekerja di Denpasar. Sementara
dirinya menginginkan putranya itu melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
Dari perbincangan dengan Komang Subratha itu, Dwipayana Ngurah berkata ”Berapakah
pendapatan dan berapa jam bekerja setiap hari,dan dengan penghasilan sebulan
yang diperoleh, cukupkah? Apa yang digeluti pak Komang Subratha itu patut
menjadi renungan warga masyarakat, sehingga tidak membuang kesempatan seperti
ini”. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com