Dr.Putu Liza Kusuma Mustika minta pelaku pariwisata
jaga kenyamanan lumba-lumba di Perairan Buleleng
|
Buleleng,
Dewata News.com — Semakin
tingginya minat wisatawan untuk menyaksikan atraksi lumba-lumba di Pantai
Lovina, mendasari Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut
Direktorat Jenderal Pengelolan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) melaksanakan focus group discussion (FGD) untuk mencari solusi
bagaimana menjaga populasi mamalia yang dilindungi tersebut tetap terpelihara.
Menurut Dr. Putu Liza Kusuma Mustika, semestinya para pemandu wisata
tirta di daerah ini harus menaati rambu-rambu agar hewan mamalia yang menjadi icon wisata di Lovina ini tidak sampai
hijrah ke daerah lain.
Ia yang sempat mengadakan penelitian selama 5 tahun terhadap habitat
lumba-lumba di Bali Utara ini mengatakan, di Buleleng khususnya di Lovina dan
perairan Tejakula, lumba-lumba digolongkan jenis sniper dan lumba-lumba botol.
“Ada beberapa daerah mengalami titik kejenuhan, sehingga lumba-lumba
lari dari daerah asalnya, mengingat jenis hewan mamalia ini sangat sensitif
kebisingan,” ungkapnya.
Sementara itu, Firdaus Agung selaku Kasubdit Pemanfaatan Kawasan dan
Jenis Ikan Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP menghimbau agar
pelaku pariwisata mengikuti rambu-rambu yang telah disepakati dan tetap
memelihara ekosistem mamalia laut yang dilindungi tersebut.
Kadis Perikanan dan Kelautan Buleleng Nyoman Sutrisna berjanji akan
terus melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap pelaku pariwisata agar
melakukan profesinya sebagai deep operator secara ramah lingkungan.
Mengingat atraksi lumba-lumba akan memberikan dampaka pada kunjungan
wisata di daerah ini, terlebih atraksi tersebut sudah menjadi icon pariwisata
Buleleng. Untuk itu hendaknya masyarakat memperlakukan hewan mamalia tersebut
secara baik dan ramah agar tidak lari dari laut Bali Utara.(DN ~ RRI).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com