Foto (c) by : Humas Pemprov Bali |
Makassar, Dewata News. Com - Di sela-sela menghadiri kegiatan Musyawarah Nasional Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) yang digelar di Makassar, Sulawesi Selatan, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, menyempatkan diri untuk meninjau asrama Bali yang ada di Makassar, Rabu (25/11).
Pastika menyatakan keprihatinnya akan kondisi asrama yang berdiri di atas tanah 4 are dan terdiri dari 6 kamar yang dihuni oleh lima orang mahasiswa asal Bali yang tengah belajar di pelbagai perguruan tinggi di sana. Menurutnya kondisi bangunan yang sudah lama dengan atap yang jebol tersebut kurang layak huni. Dia menambahkan ada tiga opsi untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu kerja sama dengan pihak ketiga, menyewakan, atau dijual.
"Kalau dijual susah, harus persetujuan DPRD dulu, opsi yang tersisa ya tinggal dua itu," tegas Pastika.
Foto (c) by : Humas Pemprov Bali |
Dia menambahkan bisa saja mengkerjasamakan pengelolaanya dengan pihak ketiga, selama pembagian pemasukannya dilakukan adil. Opsi kedua yaitu menyewakan tanahnya.
"Penyewa bisa membangun kos-kosan misalnya, kelola dengan baik, yang penting sisakan beberapa kamar untuk anak-anak kita, dan jangan lupa kontribusi untuk Pemprov harus ada," tambahnya.
Pemprov Bali untuk saat ini, dijelaskan Pastika, belum bisa membantu. Selain terkendala tidak ada anggaran, aturan juga tidak membenarkan karena sampai saat ini status gedung asrama masih hak guna pakai dari tanah yang dihibahkan oleh Pemprov Sulsel, sehingga tidak ada anggaran untuk pemeliharaan aset. Untuk alokasi dana hibah juga dirasa sulit, karena aturan tidak membenarkan memberi hibah di luar Bali.
"Ya cuma itu saja opsi, cari penyewa biar dikelola dengan baik," tandasnya.
Sementara itu, ketua PHDI Sulawesi Selatan, I Nyoman Supartha, menjelaskan bahwa gedung ini juga menjadi fokus pihaknya. Tapi anggaran menjadi kendala sampai saat ini. Dia juga menambahkan bahwa sejak Universitas Hassanudin dipindah ke kawasan lain, mahasiswa kurang berminat menempati asrama.
"Mereka lebih tertarik mencari tempat tinggal di daerah dekat kampus," tambahnya.
Ditambahkannya, Supartha selama ini pemuda Bali yang menempati asrama tidak dipungut biaya. Mereka biasanya hanya membayar iuran untuk biaya listrik dan perbaikan bagian bangunan yang rusak parah. Untuk mengurangi beban mahasiswa, Pastika berniat membantu renovasi gedung secara pribadi. Dia juga mengajak orang Bali yang tinggal disini untuk gotong royong membantu.
"Untuk ke depan, mari kita pikirkan bersama, mudah-mudahan bisa dibantu melalui APBD, untuk sementara hanya itu yang bisa dibantu, tetap semangat belajar," pesan Pastika kepada para mahasiswa. (DN - HuM)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com