Denpasar, Dewata News. Com - Warga pasek diminta untuk merasa sikap jengah untuk bisa maju. Karena warga pasek punya potensi jika dilihat dari jumlah warga Pasek yang merupakan mayoritas masyarakat Bali. Meskipun mayoritas, namun hampir 75 % kondisi warga pasek masuk ke dalam kategori tidak mampu. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menghadiri upacara Karya Agung Mamungkah Ngenteg Linggih Tawur Agung Balik Sumpah Padudusan Agung Menawa Ratna di Pura Agung Pasek Sumertha, Desa Sumerta, Denpasar Timur, Minggu (22/11).
Hal tersebut seharusnya menggugah rasa prihatin masing-masing warga, sehingga timbul keinginan untuk bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusianya agar bisa mengangkat kebanggaan warga pasek pada khususnya dan warga Bali pada umumnya.). “Mari kita tingkatkan kualitas diri agar bisa maju, saya yakin bisa karena warga pasek punya potensi. Kita tidak kalah cerdas, kita tidak kalah berani, kita tidak kalah gagah, mari kita berusaha sebaik-baiknya. Jika kita bisa mengangkat keluarga pasek, maka Bali secara keseluruhan juga akan terangkat,” tegas Pastika.
Disamping untuk mengangkat taraf hidup, peningkatan kualitas diri menurut Gubernur pastika juga merupakan sebagai perwujudan rasa bhakti kepada leluhur. “Jika kita bhakti kepada leluhur, harus bisa meningkatkan dan menunjukkan kualitas diri. Mari kita buat leluhur kita bangga kepada pratisentananya, dan kebanggaan itu harus ditunjukan dengan kualitas sumber daya manusia yang setidak-tidaknya setara, atau melebihi daripada yang lain,” imbuh Pastika.
Gubernur pastika yang kala itu didampingi oleh Plt. Kepala Biro Humas Setda Provinsi bali, Ketut Teneng, juga menyampaikan bahwa upacara yang dilaksanakan sebagai momentum yang baik untuk menyadari hal tersebut dan sebagai perwujudan rasa bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi wasa, namun upacara yang dilaksanakan hendaknya tidak berhenti sampai disitu saja. Karena menurut Pastika, upacara yang baik yakni upacara yang dilanjutkan secara berkesinambungan agar Ida Bhatara tetap melinggih di Pura tersebut. Pastika juga kembali menyampaikan pentingnya ngelinggihang Ida Betara dalam diri masing-masing, agar selalu mendapat restu dan perlindungan.
“Upacara yang dilaksanakan jangan berhenti sampai disini, apakah setelah upacara ini selesai tidak akan ada kelanjutan, jangan sampai. Mana ada Ida Bhatara yang mau melinggih kalau umatnya malas. Harus terus dilaksanakan, supaya Ida Bhatara tetap melinggih disini. Dan yang terpenting adalah ngelinggihang Ida Bhatara dalam diri, dengan semangat dan spirit leluhur dalam diri maka apa yang diharapkan akan tercapai,” pungkas Pastika.
Ketua Panitia Karya, Jro mangku Gede Susila dalam laporannya menyampaikan bahwa pada rahina Redite Kliwon Watugunung (22/11) merupakan jatuhnya puncak karya, diantaranya dilaksanakan rangkaian upacara Tawur Agung Walik Sumpah dan Mepada wewalungan. Upacara dipimpin oleh 5 pandita sekaligus yakni IPM. Nabe Dhaksa Merta Yoga, IPM. Nabe Dharmika Tanaya, IPM. Nabe Jaya Putra Pemuteran, IPM. Dukuh Celagi, dan IPM. Dukuh Acarya Daksa Ia mengaku menyiapkan dana sekitar 550 juta untuk upacara tersebut, yang berasal dari penggalian dana berupa kupon bazar.
Namun sampai saat ini dana tersebut masih utuh dalam bentuk tabungan, belum digunakan sepeser pun. Hal tersebut menurutnya karena besarnya animo warganya untuk medana punia, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk sementara sepenuhnya berasal dari punia baik dalam bentuk barang maupun uang. Ia juga menjelaskan sebelum upacara tersebut dilaksanakan, telah dilaksanakan pemugaran beberapa bangunan pura yang menghabiskan dana sebesar1,8 miliar.
Untuk meningkatan ikatan warga pura beberapa kegiatan organisasi menurutnya telah dibentuk, diantaranya organisasi Paibon, organisasi pengempon, organisasi pemaksaan, serta peguyuban pemangku yang saat ini sudah berjumlah 120 orang. Satu harapan yang menurutnya belum bisa diwujudkan yakni pengelolaan perpustakaan yang khusus berisi ajaran-ajaran Hindu, untuk itu Ia sangat berharap Pemprov Bali bisa menggelontorkan bantuan buku-bukutentang ajaran Hindu.
Dalam upacara yang turut dihadiri oleh Anggota DPD RI, Dirjen Bimas Hindu Budha, Perwakilan PHDI Provinsi, Ketua PHDI Kota Denpasar, Dirjen Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi Pusat, serta Ketua Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi Provinsi Bali, juga dilaksanakan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Bali. (DN - HuM)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com