Buleleng, Dewata News.com — Suryani Institute For Health Foundation yang bekerjasama dengan Fakultas Desain Undiksha Singaraja, menggelar Workshop dan Pameran Foto bertajuk “Terpasung Di Pulau Surga”. Kegiatan ini dilaksanakan, dengan tujuan untuk membuka hati masyarakat, untuk tidak lagi melakukan pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa.
”Kami sudah koordinasi sebelumnya, mereka akan memperhatikan. Tapi,
mereka masih menyusun anggaran, dan itu tergantung anggaran nanti. Kalau saya
lihat, penderita gangguan jiwa di Buleleng, masih cukup banyak, ada sekitar 60
orang yang dipasung, dan yang sudah bebas ada sekitar 28 orang,” ujar Ketua
Suryani Institute For Health Foundation, Prof. Suryani, usai membuka Pameran
Foto, di Undiksha Singaraja, Senen (09/11)
Khusus diwilayah Buleleng, kondisi warga yang menderita gangguan jiwa,
memang cukup memprihatinkan. Sebab, sebanyak 336 orang penderita gangguan jiwa,
dan sebanyak 60 penderita gangguan jiwa yang dalam kondisi dipasung. Sehingga, dengan
melihat kondisi ini peran serta Pemerintah Buleleng sangat diperlukan, untuk
membantu masyarakat, dalam mengentaskan penderita gangguan jiwa, terutama yang
dalam kondisi dipasung.
Meskipun begitu Prof. Suryani juga
mengaku, selama menangani pasien penderita gangguan jiwa, banyak persoalan yang
dirinya hadapai diantaranya, banyak keluarga yang menolak, sekaligus ada yang
berharap penderita gangguan jiwa itu cepat sembuh secepatnya. Untuk itu dirinya
ingin mengajak, Pemerintah Kabupaten Buleleng ikut serta secara aktif, dalam
mengatasi permasalahan sosial ini.
Sementara itu, Kabid. Promosi Kesehatan
Dinkes Buleleng, I Gede Artamawan menjelaskan, keberadaan Puskesmas di
Buleleng, sebenarnya dapat diberdayakan secara penuh untuk mengatasi kondisi
ini.
. Menurutnya juga, selain Puskesmas,
RSUD Buleleng juga mampu dilibatakan dalam hal ini, untuk merawat penderita
gangguan jiwa, walaupun bersifat sementara.
“Rumah Sakit Jiwa, harus mampu menjadi
pusat rujukan bagi penderita gangguan jiwa, dan menjadi pusat pembinaan
kesehatan jiwa bagi penderita gangguan jiwa. Dan kami dari Pemerintah, akan
tetap memberikan edukasi kepada masyarakat Buleleng, untuk tidak lagi melakukan
pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa,” katanya.
Meskipun begitu dirinya juga tidak
menampik, masih banyak di Buleleng ditemukan penderita gangguan jiwa dipasung,
dengan alasan aib ataupun mengganggu kenyamanan masyarakat. Bahkan menurutnya,
hal tersebut bukanlah sebuah solusi, bahkan hal itu dapat dikatakan cara yang
kurang manusiawi.
Dalam kegiatan di kampus Undiksha itu, juga
diputarkan sebuah Film berdurasi selama 15 menit, tentang kondisi penderiata
gangguan jiwa yang ada di wilayah Kabupaten Buleleng, yang dalam kondisi
dipasung. (DN ~ Arik).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com