|
Peserta Utsawa Gong Kebyuar Anak-Anak wajib gunakan "gong pacek" |
Buleleng, Dewata News.com — Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng kembali menggelar Utsawa
Merfdangga Gong Kebyar Anak-Anak sebagai upaya melestarikan Gong Kebyar khas
Bali Utara, sehingga peserta wajib menggunakan ”Gong Pacek”.
”Gamelan gong kebyar merupakan salah satu kesenian musik tradisional khas
Bali Utara yang lahir pada tahun 1915. Setelah itu gong kebyar Buleleng
berkembang ke daerah Bali Selatan dan terkenal di seluruh Bali. Upaya yang
dilakukan Disbudpar sebagai upaya pelestarian gong kebyar di kalangan generasi
muda,” kata Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana sesaat membuka Utsawa
Merdangga Going Kebyar Anak-Anak di panggung terbuka, pelataran eks Pelabuhan
Buleleng, Selasa (03/11) malam.
Utsawa Merdangga Gong Kebyar, menurut Bupati Agus Suradnyana, merupakan
warisan budaya Bali Utara, sehingga untuk melestarikannya kembali digelar
kegiatan Utsawa Merdangga Gong Kebyar.
“Buleleng sebagai cikal bakal lahirnya gong kebyar di Bali harus tetap
menjaga warisan seni budaya tersebut. Apalagi karya seni gong kobyar sangat
digemari oleh masyarakat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi
kehidupan masyarakat Buleleng dan melalui kegiatan ini memberikan sentimen yang
positif kepada masyarakat. Mudah-mudahan kita bisa melestarikan dan mengajegkan
seni budaya ini di Kabupaten Buleleng,” tegas Agus Suradnyana.
|
Masyarakat senantiasa membludak menyaksikan seni tabuh gong kebyar. |
Gelaran Utsawa Merdangga Gong Kebyar Anak-Anak dengan tema ”Mana Madawa”
yang bermakna Revolusi Mental menuju sifar luhur manusia malam itu mendapat perhatian masyarakat yang membludak. Gelaran seni budaya khas Bali Utara ini akan berlangsung
hingga 7 Nopember mendatang melibatkan 9 sekeha gong kebyar anak-anak sebagai
perwakilan sembilan kecamatan dan ditambah dengan sekeha pendamping dari Desa
Bontihing, Kecamatan Kubutambahan.
Kepala Disbudpar Kabupaten Buleleng selaku Ketua Panitia Utsawa
Merdangga Gong Kebyar Anak-Anak, Gede Suyasa mengatakan, kegiatan ini dilakukan
untuk menjaga eksistensi dan melestarikan gong kebyar karena gong kebyar
memiliki nilai historis di Buleleng.
Adanya nilai historis itulash, kata Gede Suyasa, pada Utsawa Gong Kebyar
Anak-Anak kali ini, peserta wajib menggunakan ”gong pacek” sebagai gong kebyar
khas Bali Utara. "Kita mulai dari anak-anak karena untuk menjaga
eksistensi dan melestarikan gong kebyar kita harus mulai sejak dini," paparnya. (DN ~ TiR).—
Saya kagum dengan suara gong pacek Bajar Tegal Buleleng, suaranya sangat ..hm merdu, adakah kata lain?
ReplyDelete