Denpasar, Dewata News. Com - Meningkatnya angka pengguna narkotika yang semakin mengkhawatirkan. Sudah menjadi kewajiban masyarakat untuk selalu waspada dan menjauhi segala jenis bentuk narkotika. Ksrena hal tersebut merupakan salah satu upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba di dalam masyarakat. Demikian disampaikan Gubernur Bali made Mangku Pastika saat berorasi di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) yang dilaksnakan di Lapangan Puputan Margarana , Niti Mandala, Denpasar, Minggu (15/11).
“Saya mohon jangan coba – coba gunakan narkotika, dan memberantasnya juga tidak mudah, karena narkotika itu seperti pedagang, semakin sering kita membeli semakin banyak pula yang akan berdagang, sebaliknya jika kita tidak membeli maka perlahan – lahan dagang tersebut akan bangkrut, demikian juga dengan narkotika,” ujar Pastika yang didampingi oleh Ny. Ayu Pastika dan sejumlah Kepala SKPD di lingkungan Pemprov Bali. Pastika juga menjelaskan modus pengedar narkoba dengan cara memberikan narkotika tersebut secara gratis di awal hingga akhirnya targetnya mengalami kecanduan.
Dan disaat orang tersebut telah kecanduan barulah narkotika tersebut dijual dengan harga mahal sampai pemakai tersebut tidak mampu membeli sehingga lama kelamaan seseorang yg awalnya hanya pemakai menjadi seorang pengedar karena diming – imingi dengan pengahasilan dan jatah narkotika bagi pengedar itu sendiri secara gratis. Pastika mengingatkan pencegahan hendaknya dilakukan dari diri sendiri kemudian masuk ke keluarga barulah ke lingkungan sekitar, dikarenakan sebagian besar pecandu narkoba berasal dari orang – orang yang memiliki masalah di dalam keluarganya. Oleh karena itu Pastika menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu menjaga diri dan menjaga keluarganya dengan baik,
“Para orang tua harus hati – hati jika memiliki anak yang tidak bisa menuruti keinginana orang tuanya, itu akan menjadi beban bagi si anak dan hal itulah yang dapat memicu anak – anak terjerumus kedalam narkotika tersebut, oleh karena itu mari kita jaga keluagra kita dengan memberikan perhatian yang lebih,” jelas Pastika.
Selain itu Pastika juga menyampaikan bahwa pemakai narkotika hendaknya segera di rehabilitasi. Mengirim pemakai ke dalam penjara menurutnya bukan solusi yang baik karena di dalam penjara malah akan semakin parah. “Kalau dipenjara, saat masuk pemakai itu hanya menggunakan narkotika jenis ineks atau ekstasi, namun kalau di dalam penjara, keluar – keluar sudah pakai suntik itu, jadi lebih baik direhabilitasi,” tegas Pastika yang menceritakan hal tersebut sesuai dengan pengalaman sebelumnya saat ia menjabat sebagai Kepala BNN.
Senada dengan Pastika, Nyoman Artana yang merupakan Kepala Bidang Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali menegaskan bahwa dalam rehabilitasi peran dari keluarga sangatlah dibutuhkan. Keluarga harus memahami bahwa anak atau saudaranya yang pemakai tersebut adalah seorang pecandu yang sedang sakit bukan kriminal. Selain itu, keluarga harus mampu memberikan motivasi kepada pemakai tersebut.
Tidak hanya sampai disitu, peran kaluarga juga sangat dibutuhkan saat si pemakai tersebut keluar dari rehabilitasi, menjalin komunikasi yang baik dan harmonis adalah cara yang tepat untuk mencegah pemakai tersebut terjerumus kembali. Artana juga berpesan agar para orang tua tidak memanjakan, janga terlalu banyak diatur, dan janga ditelantarkan karena anak – anak yang mengalami perlakuan tersebutlah yang mudah terjerumus.
Sementara itu Wayan Setiawan asal Badung dalam orasinya menyampaikan agar BNN lebih mengoptimalkan perannya dalam mencegah peredaran narkoba, ia menginginkan BNN tersebut tidak hanya menyebarkan brosur semata melainkan terjun langsung ke masyarakat melakukan penyuluhyan dan memberikan pengertian ke masyarakat secara langsung. Selain itu ia juga mengkritisi pelaksanaan debat kandidiat Bupati Badung yang dilaksanakan oleh KPUD Badung, ia mengkritisi agar debat publik tersebut dilaksanakan di lingkungan terbuka jangan di dalam hotel yang hanya menghadirkan beberapa perwakilan dari pasangan calon. Menurutnya debat publik tersebut dihadiri juga oleh masyarakat sehingga masyarakat tersebut tahu apa yang akan menjadi program dari calon tersebut.
Dalam PB3AS minggu ini, orasi juga datang Prof. Sukardika yang menyampaikan keprihatinannya karena saat ini mayarakat telah banyak terjangkit penyakit kaliyuga, yakni penyakit keraksasaan yang menyebabkan manusia tersebut menjadi serakah, tamak, iri dan dengki. Oleh karena itu ia menekankan pentingnya pengendalian diri dari dalam diri individu masing – masing masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah penyaklit kaliyuga tersebut.
Selanjutnya yang berorasi adalah Kepala Departemen SDM dan Umum BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, I Gusti Ngurah Catur Wiguna yang menyatakan bahwa BPJS kesehatan sangat memberikan keuntungan bagi masyarakat, mengingat dengan jumlah premi yang sangat terjangkau mampu memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat.
Sementara itu, Kepala UPT Trans Sarbagita I Gede Gunawan menegaskan bahwa tidak ada kenaikan harga tiket Sarbagita di trayek manapun walaupun telah di buat jalur – jalur yang baru. Ia juga sangat mengharapkan adanya kritik dan sara dari masyarakat agar kedepannya Trans Sarbagita mampu meberikan pelayanan yang baik bagi masyarakatnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Pastika juga menyempatkan diri untuk meninjau pameran buku yang digelar oleh STIKOM Bali. (DN - HuM)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com