Nusa Dua, Dewata News. Com - Pulau Bali dengan luas wilayah 5,636 km2 dan hampir tidak memiliki sumber daya mineral untuk mendukung 4,2 juta penduduk lokal dan sekitar 3,7 juta wisatawan asing serta hampir 7 juta wisatawan domestik, sangat memerlukan dukungan dalam pengembangan energi khusunya energi terbarukan. Pasalnya, pergerakan ekonomi masyarakat Bali mayoritas bersumber dari sektor pariwisata, untuk itu dalam menjaga kualitas pariwisata di Bali maka sangat memerlukan sokongan dari berbagai bidang khususnya bidang energi.
Oleh karena itu, diharapkan forum energi yang dilenggarakan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral RI dengan Dewan Energi Nasional, sekaligus mendatangkan pembicara senior dari berbagai negara dapat memberikan kontribusi ide-ide kreatif dalam pengembangan energi terbarukan, sehingga dapat dimplementasikan di Indonesia khususnya di Bali. Demikian sambutan Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, dalam acara Bali Energy Forum 2015 bertempat di Hotel Westin-Nusa Dua, pada Kamis (19/11).
Lebih jauh, Pastika juga menerangkan bahwa forum ini memiliki nilai yang sangat penting bagi Bali, terlebih dalam pengembangan program Pemerintah Provinsi Bali yaitu gerakan Bali Clean and Green dalam rangka menjadika Bali sebagai provinsi hijau. Dalam menwujudkan Bali yang hijau ini, tidak dipungkiri bahwa pemerintah memiliki berbagai macam kendala seperti meningkatkan lingkungan yang bersih dan berkualiatas ditengah arus pariwisata yang datang ke Bali. Sebagai provinsi yang ditunjuk sebagai pilot project nasional dalam penggunaan energi terbarukan sangat diperlukan komitmen yang tinggi dari pemerintah provinsi Bali untuk membawa Bali kepada sebuah perubahan, maka pemerintah telah menggerakan berbagai macam program untuk pengembangan energi terbarukan seperti pertanian organik, yang memberikan peningkatan dalam efektifitas energi.
Menurutnya, pertanian organik yang tergabung dalam program Simantri (sistem pertanian terintegrasi) dengan memberikan bantuan 21 ekor sapi kepada para kelompok tani yang ada dimasyarakat, telah memberikan hasil yang signifikan seperti menghasilkan biogas untuk rumah tangga. Kedepannya, ide-ide pengembangan energi terbarukan seperti ini akan lebih dikembangkan oleh pemerintah provinsi Bali, dimana salah satu yang menjadi rencana saat ini adalah penggunaan solar cell pada perkantoran. Dengan komitmen seperti ini, Pastika berharap Bali dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap alam, sesuai dengan filosifi Tri Hita Karana yang dipegang teguh oleh masyarakat Bali, yaitu khususnya pada “Palemahan” yang berarti menjaga hubungan baik antara manusia dengan alam.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Sudirman Said dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris Umum Dewan Energi Nasional Satria Nugraha, mengungkapkan bahwa salah satu tantangan dunia termasuk Indonesia saat ini adalah permasalahan krisis listrik. Konsumsi energi listrik di Indonesia terfokus di Jawa-Bali atau 78% dari total keseluruhan konsumsi listrik nasional, karena 68% konsumennya berada di pulau Jawa-Bali, sedangkan bagian Indonesia dipulau lain mendapatkan porsi yang lebih kecil. Sementara, pasokan listrik yang ada sekarang belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh rakyat Indonesia dan permintaan listrik dari konsumen terus meningkat setiap tahun, baik untuk kegiatan rumah tangga, perkantoran, maupun industri. Oleh karenanya, untuk mengatasi permasalahan ini forum energi yang mengangkat tema “Securing Energy Suistainability for a Better Future” atau mengutamakan keberlanjutan energi untuk masa depan yang lebih baik, diharapkan relevan untuk membahas berbagai isu yang berkaitan dengan energi, selanjutnya dapat menciptakan berbagai ide mengenai energi terbarukan.
Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah melalui Kementrian ESDM baru saja meluncurkan program yang disebut Kawasan Nasional Energi Bersih (KNEB), dan Bali telah dipilih sebagai pilot projek. Pemilihan Provinsi Bali sebagai contoh pelaksanaan KNEB, dimana pulau ini merupakan daerah tujuan wisata dan sudah memiliki infrastruktur yang baik, ukuran pulau yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, dengan semangat dan kepemimpinan yang tinggi dari pemerintah dan masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Bali 2013-2018 yang membuat Bali Clean and Green. Dengan hadirnya berbagai organisasi regional dan internasional di bidang energi pada forum ini, Ia berharap nantinya para peserta dapat berbagi pengetahuan dan pertukaran informasi dalam mengamankan energi untuk masa depan yang lebih baik dan sangat dibutuhkan. Menurutnya, kebanyakan perkembangan dan inovasi yang langsung berasal dari sharing dan diskusi. Berbagi pengetahuan dan informasi menciptakan sesuatu yang berharga dan menghasilkan strategi untuk perubahan dalam upaya mengembangkan energi untuk pertumbuhan.
Acara yang akan berlangsung selama dua hari tersebut yaitu tanggal 19-20 November 2015 diikuti oleh 250 peserta dari berbagai macam negara, akan menggelar diskusi panel dengan menghadirkan pembicara profesional dibidangnya, dimana materi yang akan dibahas meliputi tantangan dan solusi dalam pengembangan energi terbarukan, serta materi terkait lainnya.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, Menteri Energi, Air dan Teknologi Ramah Lingkungan Malaysia, 250 orang peserta dari berbagai negara, serta undangan lainnya. (DN - HuM)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com