Sarasehan Regional bertajuk "Wartawan di Era Konvergensi Media"
mewarnai acara pelantikan Pengurus PWI Buleleng masa bakti 2015-2018
|
Buleleng, Dewata News.com — Sekretaris PWI Provinsi Bali Emanuel Dewata Oja tidak menampik kualitas sumber daya manusia (SDM) wartawan di daerah Bali masih rendah.
Ketika tampil sebagai pembicara pada sarasehan bertajuk ”Wartawan di Era
Konvergensi Media” yang mewarnai acara Pelantikan Pengurus PWI Kabupaten
Buleleng masal bakti 2015-2018 di Puri Seni Sasana Budaya Singaraja, Edo
panggilan akrab Pemred Fajar Bali ini
menyimak, setidaknya ada 80 persen pengaduan masyarakat, terkait pelanggaran
kode etik jurnalistik (KEJ) yang dilakukan oleh wartawan dalam melaksanakan
tugas kewartawanan,
”Di Dewan Pers tercatat 80 persen pengaduan masyarakat karena
pelanggaran kode etik jurnalistik. Pelangaran kode etik jurnalistik ini
berbanding lurus dengan kualitas SDM wartawan. Dan memang harus kami akui SDM jurnalis agak
memprihatinkan,” ujarnya.
Terkait rendahnya SDM wartawan ini, menurut dia, karena dipengaruhi
beberapa factor, di antaranya kemunculan banyak media sejak dimulainya era
reformasi. Selkain itu, pertumbuhan media yang sangat pesat ini menuntut media
untuk mencari wartawan dalam jumlah banyak sebagai tenaga kerja. ”Sementara
banyaknya kebutuhan wartawan ini, tidak diimbangi dengan perekrutan yang professional,”
imbuhnya.
”Kalau dulu masih media sedikit, setelah diterima dilatih dulu sebelum kerja, sekarang banyak media yang tidak melakukan itu. Pokoknya lamaran masuk, latar belakang nggak jelas bisa jadi wartawan,” tegasnya.
Dari fenomena dunia kewartawanan semakin dinimati dan diburu, Edo secara
gamblang memaparkan, beberapa alasan, di antaranya memiliki kemampuan dan minat
menjadi seorang jurnalis. Namun kini, tidak sedikit seseorang memilih profesi
wartawan, karena tidak ada lagi pilihan pekerjaannya.
“Sekarang ada tiga alasan orang jadi wartaan. Pertama karena ilmu, kedua
karena minat dan yang ketiga karena kecelakaan. Artinya, tidak diterima kerja
di mana-mana dan akhirnya diterima kerja jadi wartawan,” ucapnya.
.
Menyiasati itu, PWI Bali menjabarkan program PWI Pusat, mengakomodasi
wartawan untuk meningkatkan kualitasnya dengan membuat Sekolah Jurnalis
Indonesia (SJI). Pendidikan ini diperuntukkan bagi anggota-anggota muda PWI
yang ingin memperdalam kemampuan jurnalistik.
Di sisi lain, ia mengungkapkan konvergensi media di era modern seperti
ini tidak dapat lagi dihindari. Kondisi
ini juga berpengaruh terhadap kinerja wartawan.
”Sekarang sudah banyak media online yang dapat dibaca di media sosial.
Kalau dulu seorang wartawan menulis salah, itu urusan pimred dengan pembaca.
Sekarang di online bisa langsung dikomentari, dan wartawan bisa langsung
berurusan dengan publik. Karena itu kehati-hatian sangat diperlukan dalam
menulis berita,” tandasnya.
Selain Edo, dalam sarasehan Regional siang itu yang dipandu Made Adnyana
Ole, juga tampil sebagai pembicara
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Buleleng Dr. Ketut Suweca mewakili bupati,
sedangkan dari pengamat pers tampil Wakil Rektor Unipas Singaraja Dr. I Wayan
Rideng.
Sebelumnya Ketua PWI Provinsi Bali Dwi Kora Putra mewakili Ketua Umum
PWI Pusar Margiono melantik Pengurus PWI Kabupaten Buleleng masa bakti
2015-2018, disaksikan Sekda Buleleng Dewa Ketut Puspaka, Ketua DPRD Buleleng
Gede Supriatna beserta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, serta para
Pimpinan SKPD lingkup Pemkab Buleleng serta sejumlah undangan lainnya.
Pengurus PWI Kabupaten Buleleng yang dilantik itu, di antaranya Ketua, Putu
Ngurah Aswibawan, Wakil Ketua Ida Putu Karmaya, Sekretaris, Ketyut Wiratmaja
dan Bendahara, Ayu Sundari. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com