Jakarta, Dewata News.com - Kementerian
Pertahanan membentuk 4.500 kader Pembina Bela Negara di 45
kabupaten/kota seluruh Indonesia. Ditargetkan ada 100 juta rakyat yang
mau ikut dalam program ini.
"Dalam pertahanan negara, faktor
jumlah penduduk potensial untuk pembelaan negara masih menjadi salah
satu perhitungan utama. Indonesia yang punya populasi 250 juta memiliki
100 juta penduduk yang potensial untuk melibatkan dalam pembelaan negara
sebagai kader militan," kata Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu saat jumpa pers di Kantornya, Senin (12/10).
Penyelenggaraan
pembentukan Kader Pembina Bela Negara akan dibuka secara serentak pada
Senin (19/10) pekan depan. Menurut mantan Kepala Staf Angkatan Darat,
program Bela Negara berkelanjutan hingga tahun 2025 mendatang untuk
mempunyai kader Bela Negara.
Dia mengharapkan pada tahun 2016
dapat diselenggarakan oleh Pemda yang bekerjasama dengan TNI dan Polri.
Namun, pemerintah bungkam perihal dana yang dipakai untuk melaksanakan
program ini.
Dalam program ini, lanjut dia, para masyarakat sipil
yang ikut akan dilatih selama sebulan. Usai mendapat latihan, mereka
akan mendapat sebuah kartu anggota Bela Negara. Sayangnya, kartu itu
tidak mempunyai nilai khusus bagi warga yang pernah mengikuti pelatihan
Bela Negara.
"Kami mengajak komponen bangsa untuk berperan aktif
mengikuti pembentukan kader negara. Kader yang dibentuk untuk mewujudkan
Indonesia yang kuat di tengah kompleksitas berbagai bentuk ancaman
nyata. Bela Negara bukan wajib militer namun sebagai perwujudan hak dan
kewajiban negara yang perlu disiapkan," ujar dia.
Dia
menambahkan, maksimal umur yang boleh mengikuti yaitu di bawah 50 tahun.
Tempat-tempat kader Bela Negara di Rindam, Kodam, Korem dan lain
sebagainya.
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian
Pertahanan, Mayjen Hartind Asrin menambahkan, materi Bela Negara
nantinya meliputi, pemahaman empat pilar negara, sistem pertahanan
semesta dan pengenalan alutsista TNI. Juga ditambah lima nilai cinta
tanah air, sadar bangsa, rela berkorban, dan pancasila sebagai dasar
negara.
Untuk pelatihan fisik, kata Hartind, tidak terlalu
dibebankan. "Fisik cuma baris berbaris saja. Rohaninya yang kita isi
dengan jiwa nasionalisme," tukas dia. (DN ~ ant).-
mau daftar dimana tempatnya?
ReplyDelete