Denpasar, Dewata News. Com - Diangkatnya tema Public Space For All atau ruang publik untuk semua orang dalam acara peringatan Hari Habitat Dunia 2015 sejalan dengan kearifan lokal di Bali yaitu konsep Tri Hita Karana yang merupakan falsafah hidup yang menekankan hubungan yang seimbang dan selaras antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia serta manusia dengan lingkungannya. Filosofi ini dapat memberikan motivasi dalam menciptakan kedamaian dan kenyamanan dalam kehidupan masyrakat sehari-hari. Kehidupan yang harmonis dalam kehidupan sosial antara umat manusia dapat diwujudkan dengan menghargai etika dan moralitas. Demikian sambutan Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang dibacakan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta saat memberi sambutan pada peringatan Hari Habitat Dunia Tahun 2015 di Hotel Werdapura Sanur Jumat (9/10).
Lebih lanjut Pastika menyampaikan bahwa ruang publik merupakan perwujudan nyata keselarasan dalam falsafah Tri Hita Karana karena ruang publik merupakan sarana interaksi sosial, penjaga kelestarian lingkungan serta tempat melakukan ritual keagamaan secara bersama sama. Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen untuk terus mengembangkan ruang publik sebagai pusat kebudayaan dan juga sarana interaksi sosial. Untuk itu berbagai langkah nyata diambil pemerintah seperti dengan mengembangkan banyak ruang terbuka, memperbaiki jalur pedestrian serta merevitalisasi kawasan publik ynag mempunyai nilai pusaka.
Dalam sambutannya Pastika memberikan contoh keberadaan dari ruang publik Lapangan Puputan Margarana Renon yang menjadi tempat Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Lapangan dan monumen ini mulai dibangun pada tahun 1998 dan rampung pada 2001 merupakan salah satu ruang publik yang dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan olahraga, rekreasi bersama keluarga, berkesenian dan sebagainya.
Selain itu setiap minggu pagi juga digelar program car free day serta Podium Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) dimana podium ini merupakan salah satu cerminan perwujudan ruang publik sebagai sarana berinteraksi dan berekspresi secara bebas. Dalam kesempatan tersebut Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta juga menambahkan bahwasannya keberadaan ruang publik selaras dengan program Bali Mandara dalam mewujudkan Bali Clean and Green. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk berperan serta dalam mewujudkan Bali Clean and Green dengan turut serta menjaga keasrian lingkungan sekitar dimana hal tersebut bisa dimulai dari disiplin diri untuk tidak membuang sampah sembarangan serta mematuhi larangan merokok ditempat umum. “ Sadarkan diri masing masing untuk mewujudkan hidup sehat” pungkasnya.
Sementara itu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dalam kesempatan tersebut diwakilkan oleh Direktur Jendral Cipta Karya Andreas Suhono mengawali sambutannya dengan menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya karena Bali merupakan salah satu contoh pulau yang peduli lingkungan dan ini merupakan salah satu alasan dipilihnya Bali sebagai tempat peringatan Hari Habitat Dunia 2015. Lebih lanjut ia menyampaikan bahwasanya sesungguhnya dengan terkonsentrasinya sebagian besar masyarakat untuk tinggal di kota menuntut ketersediaan ruang publik ynag memadai untuk bisa digunakan bagi masyarakat.
Ruang publik perkotaan yang baik dapat meningkatkan kohesi sosial, meningkatkan kesehatan, kebahagiaan, kesejahteraan bagi masyarakat, mendorong investasi serta kelestarian lingkunagn pemukiman. Ruang publik disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan yang paling penting ruang publik harus bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat baik anak- anak, dewasa, lansia bahkan para penyandang disabilitas.
Sesuai dengan arahan dari Presiden Indonesia Joko Widodo dimana Presiden meminta agar pemerintah provinsi, kabupaten/kota membangun ruang publik yang sebanyak banyaknya dalam upaya mewujudkan perkotaan yang asri dan terbebas dari daerah kumuh. Andreas menambahkan dalam peringatan Hari Habitat Dunia 2015 ini Presiden juga mengingatkan bahwasannya dengan membangun ruang publik yang berkualitas sama dengan membangun manusia dan lingkungan yang berkualitas. Ruang publik juga diharapkan tidak terhenti pada pembangunan fisiknya saja tetapi juga bagaimana menjaga agar ruang publik tersebut terjaga kebersihan serta keasriannya sehingga kulalitas ruang publik tidak menurun. Ruang publik yang tidak terawat bukan hanya mengurangi manfaat manfaat positif yang dapat diterima masyarakat tapi bahkan dapat menjadi sumber permasalahan bagi masyarakat sekitar.
Masalah keamanan, estetika kota yang menurun dan kesemberawutan adalah beberapa masalah yang timbul jika ruang publik tidak dikelola dengan baik. Untuk itu ia mendorong pemerintah provinsi, kabupaten/kota untuk terus menambah ruang publik yang layak dan dapat diaksese semua lapisan masyarakat seperti menambahkan ruang terbuka hijau, city walk yang rindang sehingga masyarakat senang untuk berjalan kaki dan berinteraksi dengan lingkunagn sekitar.
Peringatan Hari Habitat Dunia yang sejak tahun 1986 ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bnagsa diperingati setiap hari Senin Minggu pertama bulan Oktober merupakan wujud kepedulian terhadap pemenuhan kebutuhan perumahan dan pemukiman yang layak untuk semua lapisan masyarakat dan meningkatkan tanggung jawab bersama bagi masa depan habitat manusia. Rangkaian kegatan Hari habitat Dunia 2015 telah diawali pada tanggal 6 Okober dengan melakukan audensi lagsung dengan Bapak Presiden RI yang kemudian dilanjutkan dengan peringatan di Denpasar Bali dari tanggal 9-11 Oktober 2015 yang diisi dengan seminar, gerakan bersih bersih pantai, berbagai perlombaan, pameran dan juga jalan sehat bersama yang akan digelar Minggu 11 Oktober 2015.
Acara yang juga dihadiri oleh Asisten Bidang Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Bali Ketut Wija, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali Nyoman Astawa Riadi serta pejabat struktural di lingkungan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini diakhiri dengan melakukan tinjauan langsung ke areal pameran yang diikuti oleh berbagai instansi terkait baik tingkat pusat maupun tingkat daerah dari beberapa provinsi di Indonesia .
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com