Karangasem, Dewata News.com - Saat musim kemarau seperti saat ini, banyak warga Karangasem mengeluhkan masalah air. Akibatnya, masyarakat mau tidak mau harus membeli air dengan harga cukup mahal. Sampai-sampai warga harus nganggeh (belum bisa bayar) karena membeli air per tangki bisa sampai 3 kali sebulan.
Harga air per tangki bisa mencapai lebih
dari Rp150.000. Namun, semua tergantung jarak yang ditempuh. Apabila
jauh dan agak sulit terjangkau, maka harga bisa lebih mahal lagi.
Contohnya, terjadi di Banjar Dinas Muntig Desa Tulamben, Kecamatan
Kubu, Kabupaten Karangasem. Sudah beberapa bulan ini masyarakat
kesulitan mendapatkan air bersih karena cubang-cubang atau tempat
menyimpan air yang mereka miliki sudah habis.
Tak heran kesehatan masyarakat pun terganggu. Di lain sisi pemerintah
hanya memberikan bantuan embung satu buah. Itu pun tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Maka, masyarakat mau tidak mau harus membeli air untuk kebutuhan
sehari-hari. Di samping itu kondisi air embung tidak sehat karena airnya
kelihatan agak kurang jernih.
Sebelum air dikonsumsi air embung tersebut harus dimasak terlebih
dahulu. Apabila tidak dimasak maka tidak sedikit pada saat anak anak
sekolah banyak dari siswa mengeluh sakit perut usai mengonsumsi air
embung tersebut.
Kelian Banjar Dinas Muntig I Made Suparta mengatakan bahwa saat ini
masyarakat di wilayahnya memang membutuhkan air, baik untuk konsumsi, mencuci,
dan untuk minum ternak. “Karena masyarakat kami pekerjaannya sebagian
peternak jadi banyak membutuhkan air untuk sapi-sapi mereka,” katanya.
Di Banjar Dinas Muntig, ssetiap keluarga bisa memelihara sapi 2 ekor itupun ada dari hasil nyakap.Suparta menambahkan setiap harinya satu ekor sapi bisa menghabiskan
air lebih dari 15 liter air. Tingginya kebutuhan air membuat peternak
mengurangi jumlah air untuk konsumsi ternaknya sehingga mempengaruhi
berat badan sapi menjadi turun.
Bantuan embung yang diberikan pemerintah cukup membantu kebutuhan air
untuk masyarakatnya. Tapi bila sudah beroperasi airnya ke rumah-rumah
penduduk tidak semuanya mendapatkan sambungan pipa air karena masyarakat
harus membeli pipa meteran yang membutuhkan biaya cukup tinggi.
Sedangkan untuk membeli air per tangki cukup mahal tidak dipungkiri
sampai peternak sapi menjual sapinya. Demikian pula pipa-pipa yang sudah
di pasang terkadang cepat rusak.
Melihat kondisi yang ada saat ini, kita berharap pemerintah menyuplai
air untuk kebutuhan masyarakatnya sehingga nantinya kebutuhan air
bersih di masyarakat dapat terpenuhi pada saat musin kemarau.(DN ~ BB).-
Dari mana dapat berita ini ?
ReplyDeleteJudul kemarau tiba,Warga Jual Sapi Untuk Beli Air....mohon komfirmadi ?