Denpasar, Dewata News. Com - Dalam ajaran Agama Hindu mengenai konsep Tri Rna dikatakan ada tiga hutang yang dimiliki manusia dan wajib untuk dibayar. Salah satu hutang yang dimaksud adalah hutang manusia kepada alam, karena alam memberikan manusia oksigen untuk bernafas dan tempat manusia untuk berlindung. Menanam pohon merupakan salah satu wujud kegiatan untuk membayar hutang kepada alam karena setiap manusia memerlukan 60 pohon untuk bisa menghirup oksigen yang dihasilkan oleh pohon tersebut.
Kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan sekitar mutak diperukan. Sehingga hutang kepada alam dapat dibayar sedikit-demi sedikit. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menggelar konferensi pers dengan awak media seusai acara Penanaman Bibit Pohon Bakau, rangkaian HUT ke-6 Forum Relawan Bali Mandara (FORBARA), bertempat di Pulau Serangan-Denpasar, Minggu (18/10).
Lebih jauh Pastika, mengapresiasi kegiatan penanaman bibit pohon bakau yang dilakukan oleh relawan Bali Mandara ini. Menurutnya, pohon bakau memiliki berbagai macam manfaat salah satunya adalah fungsi ekologisnya sebagai pelindung pantai, habitat berbagai jenis satwa, dan tempat pembesaran (nursery ground) banyak jenis ikan laut. Selain itu juga memiliki fungsi utama yaitu untuk melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan, serta meredam gelombang besar. Oleh karenanya, I kegiatan penanaman bibit bakau yang dilakukan hari ini, menurut Pastika, harus mendapat perhatian secara berkelanjutan, agar pohon yang ditanam tetap hidup dan makin meluas.
Pastika juga melihat, bahwa banyak tonggak-tonggak penanaman bakau sebelumnya yang sudah tidak menopang pohon bakau, itu artinya pohon bakau yang ditanam telah mati. Hal tersebut disebabkan oleh sampah-sampah plastik yang masuk kedaerah bakau ini, sehingga akar-akar dari bakau tersebut tidak mendapatkan udara. Orang nomor satu di Bali tersebut menekankan kepada masyarakat untuk membiasakan hidup bersih, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan termasuk membuangnya kesungai atau kelaut yang dapat menghambat bahkan mematikan kehidupan makhluk hidup lainnya.
Sementara itu, Ketua Forum Relawan Bali Mandara (FORBARA) Putu Arsana Atmaja, mengungkapkan bahwa acara kegiatan penanaman pohon ini merupakan rangkaian ulang tahun FORBARA ke-6 yang jatuh pada tanggal 28 Oktober bertepatan dengan hari sumpah pemuda. Dalam kegiatan penanaman ini, Ia menyampaikan bahwa pihaknya sengaja tidak memilih tema karena kegiatan penanaman pohon bakau ini murni dilakukan atas kepeduliannya terhadap lingkungan. Oleh karenanya penanaman pohon yang berjumlah 500 bibit ini, tidak hanya diikuti oleh FORBARA dengan mengundang Pemerintah Provinsi Bali saja, namun turut mengikut sertakan beberapa organisasi masyarakat (ormas) yang ada di Bali, seperti rekan-rekan Nusa Penida, putra putri angkatan darat, Forum Peduli Mangrove, serta beberapa ormas lainnya. Putu Arsana, berharap kedepannya pohon bakau ini bisa tumbuh dan memenuhi hutan mangrove yang ada serta bisa menghijaukan pulau serangan. Oleh karenanya, kedepannya pihaknya akan bekerjasama degan forum peduli mangrove untuk memantau pohon –pohon yang telah ditanam. (DN - HuM)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com