Buleleng, Dewata News.com — Festival Seni Budaya Maritim di Teluk Pemuteran bertajuk ”Buleleng Bali Dive Festival” (BBDF) akan digelar Pemkab Buleleng tanggal 23 hingga 26 Oktober 2015, di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali.
Terkait event tersebut, penentu kebijakan Buleleng Putu Agus Suradnyana,
selain telah menemui Kemenpar di Jakarta, juga pertemuan demi pertemuan dengan
para stakeholder pendukung terus
digelar untuk lebih memantapkan persiapan gelaran BBDF yang disorot dunia.
Bahkan, gelaran BBDF yang menyentuh kegiatan bahari secara khusus
melibatkan Resimen Kavaleri I Marinir TNI Angkatan Laut yang berpangkalan di Ujung
Surabaya, telah diundang bupati dalam pertemuan yang dilaksanakan, Selasa
(13/10) lalu.
Karena itu, selama pelaksanaan Festival Seni Budaya Maritim Teluk
Pemuteran dikemas berbagai pertunjukan kesenian, menampilkan atraksi terjun
payung, kecak marinir, lomba melukis dalam laut, pameran kuliner, kolone
senapan serta pencarian harta karun.
Bupati Buleleng mengungkapkan, seperti gelaran Buleleng Festival yang
sudah dilaksanakan ketiga kalinya, maka kegiatan BBDF ini juga akan menjadi
kalender event tahunan. Artinya, gelaran BBDF dilaksanakan setiap tahun yang
diharapkan mampu mengahasilkan outcome, terutama bagi sektor
pariwisata.
Sementara Komandan Resimen Kavaleri 1/Marinir Ujung Surabaya, Kolonel
Marinir Agung Trisnanto menilai, gelaran BBDF nantinya akam menjadi icon pariwisata maritim di Buleleng,
Bali.
“Yang terpenting adalah bagaimana kita mampu mengemas, agar event ini
dapat menarik lebih banyak wisatawan datang ke kabupaten ujung Utara pulau
dewata ini. Resimen Kavaleri 1/Marinir Ujung Surabaya akan mendukung kegiatan
ini melalui atraksi terjun payung, kolone senapan serta kecak dalam air,”
ungkap Agung Trisnanto.
Sementara itu, Agung Bagus Mantra selaku penggagas BBDF berharap, agar
event ini dapat memberikan fibrasi positif, terutama bagi kalangan pariwisata
di Bali Utara, karena BBDF kali ini merupakan awal dari upaya pemerintah
mempromosikan sektor pariwisata mulai dari Bali Barat.
Dipastikan BBDF sebagai bukti kecantikan dunia bawah laut Pulau Dewata
bagian utara dan pertamakali di Indonesia ini mendapat dukungan penuh
Kementrian Pariwisata RI, terutama untuk menjadikan kawasan Bali utara agar
makin dikunjungi banyak turis. Apalagi, dunia bawah lautnya ciamik!
"Saya sudah datang ke Pemuteran, terumbu karangnya bagus-bagus. Selamat dan sukses Buleleng Bali Dive Festival," ujar Menpar Arief Yahya ketika menerima kehadiran Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana di Jakarta, Kamis (15/10).
Laporan terakhir, ajang BBDF pertamakali dilaksanakan di Teluk
Pemuteran, Buleleng, Bali ini berpengaruh besar terhadap penginapan hotel dari
berbagai kelas yang sudah hampir penuh di-booking peserta BBDF yang
dihadiri ratusan diver dari seluruh
dunia.
”Festival ini memang bertujuan untuk tetap
mendatangkan banyak turis asing dan lokal, karena bulan Oktober bulannya Buleleng
low season,” kata Bupati Putu Agus
Suradnyana.
Kepala Dinas Perikanan dan
Kelautan (Diskanla) Kabupaten Buleleng Nyoman Sutrisna memaparkan, bahwa Pemuteran diakui sebagai proyek rehabilitasi terumbu
karang terbaik,
karena dukungan dan partisipasi masyarakat.
.
Latar Belakang
Latar Belakang
Bali adalah bagian dari zona Coral Triangle, yang memiliki salah satu keanekaragaman terkaya terumbu
karang. ”Daerah
Bali Utara (Buleleng) mempunyai daerah pesisir
pantai terpanjang di pulau Bali, membentang dari timur ke barat”.
”Kawasan wisata Desa Pemuteran, adalah salah satu desa pesisir yang paling
potensial di Kabupaten
Buleleng,” ujar Sutrisna..
Visi Misi
Kepala Diskanla Buleleng N.Sutrisna juga
memaparkan digelarnya ajang BBDF, adalah mempromosikan Buleleng, Bali sebagai salah satu potensi DiveSpot (dunia bawah laut) di Bali.
Selain itu, merangsang kesadaran dan partisipasi masyarakat desa
global untuk konservasi terumbu, serta memperkenalkan Seni
& Budaya di Pemuteran dan daerah Buleleng kepada dunia.
Perlu diketahui, Desa Pemuteran telah menerima 22 penghargaan nasional dan
internasional.
Dari sejumlah penghargaan itu, di antaranya 3 bergengsi pengakuan PATA penghargaan Emas, Equator Prize,
Millennium G20. Konsepsi dan kebijakan PRO Komunitas, Kebudayaan dan
lingkungan.
Berdasarkan kerjasama antara masyarakat yang merupakan
wujud dedikasi dari pemerintah, berupa Proyek rehabilitas cora di Pemuteran Coral,
sehingga menjadi lebih efektif dengan penerapan Biorock
Technology dengan partisipasi proaktif masyarakat
(DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com