Buleleng,
Dewata News.com — Bupati Buleleng
Putu Agus Suradnyana mengatakan, pelaksanaan Lovina Festival akan dijadikan
sebagai kalender tahunan dan jauh lebih inovatif dengan menginventarisir
keragaman yang belum tertampung tahun ini.
”Saya semakin bangga terhadap pelaksanaan Lovina Festival karena
mendapat dukungan dari berbagai komponen, baik itu organisasi maupun individu
masyarakat di kawasan Lovina. Melalui event seni dan budaya ini berbagai
potensi lokal, dan dengan keragaman sangat diperlukan untuk dikembangkan dalam
rangka mendorong pengembangan pariwisata di Kabupaten Buleleng,” katanya
melalui sambutan tertulis dibacakan Wabup Nyoman Sutjidra sesaat menutup Lovina
Festival Tahun 2015 di panggung terbuka Patung Dolpin, Pantai Bina Ria, Desa
Kalibukbuk, Lovina, Kamis (01/10) petang.
Sementara Wabup Buleleng Nyoman Sutjidra menilai, banyaknya animo
pengisi acara dan kunjungan masyaakat serta wisatawan manca Negara ke Lovina
Festival menunjukkan bahwa masyarakat sangat menikmati suguhan event-event yang
ditampilkan selama kegiatan seni dan budaya khas Bali Utara yang berlangsung
selama lima hari.
Senada dengan pernyataan bupati
terhadap Lovina Festival sebagai kalender tahunan dan lebih inovatif, Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Buleleng Gede Suyasa juga
berjanji penyelenggaraannya terus ditingkatkan, baik secara kuantitas maupun
kualitas dari berbagai aspek. Salah satunya, adalah atraksi-atraksi wisata
khusus, seperti Buleleng Mekorot Festival yang dikenal dengan layangan mekorot
khas Buleleng serta Bonangan Race.
. ”Kalau bisa layangan mekorot itu,
nantinya bisa mengundang peserta dari seluruh Bali dan Bonangan tidak hanya
dari 1-3 kecamatan di Kabupaten Buleleng saja, melainkan bisa juga seluruh
kecamatan. Bahkan, mengundang provinsi atau kota yang memiliki potensi bahari
seperti Makassar atau Madura. Atraksi-atraksi seperti itu harus kita
lestarikan,” jelasnya.
Selama lima hari pelaksanaan Festival Lovina, banyak acara kesenian
tradisional dan moderen yang digela, berupa pementasan seni dan budaya khas
Bali Utara dan juga kesenian tradisional unik dan klasik seperti "Sampi
Gerumbungan", "Shang Hyang Legong Dedari", "Sang Hyang
Memedi" dan tarian "Selat Segara" masal yang melibatkan sebanyak
10 penari.
Bukan hanya itu saja, jelas Kadisbudpar Gede Suyasa, dalam Lovina Festival
juga disediakan pula satu panggung
tambahan di pantai Desa Kaliasem yang khusus menampilkan kesenian modern dan
lomba yang mampu menyedot animo wisatawan lokal dan asing.
Pada acara malam penutupan Lovina Festival Penutupan Lovina Festival
2015 itu, selain dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Buleleng, maupun
Sekda Buleleng Dewa Ketut Puspaka,beserta sejumlah Pimpinan SKPD lingkup Pemkab
Buleleng, juga Sekretaris Daerah Kabupaten Lamandau, maupun warga asing yang
mendominasi sebagai peserta Sail Lovina. (DN ~ TiR).—
sepertinya memang harus menjadi festival yang perlu diadakan setiap tahun, paling tidak ini juga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan
ReplyDelete