“Banyuwangi Ethno Carnival” Jadi Jembatan Budaya - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/18/15

“Banyuwangi Ethno Carnival” Jadi Jembatan Budaya


Banyuwangi, Dewata News.com – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengemukakan kegiatan “Banyuwangi Ethno Carnival” (BEC) telah menjadi jembatan budaya antara tradisi dengan modernitas.


    “Awal ide bergulirnya BEC ini ditentang sejumlah budayawan karena dianggap akan memberangus budaya lokal. Setelah diskusi panjang dengan para budayawan dan seniman, akhirnya disepakati ide ini jalan. BEC akhirnya menjadi jembatan yang menghubungkan budaya lokal dengan moderenitas,” katanya pada ajang BEC di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (17/10) kemarin.

    BEC berlangsung meriah dengan kegiatan parade fesyen yang diikuti ratusan peragawan dan peragawati membawakan busana pengantin khas Banyuwangi, yakni Suku Using dalam balutan kostum moderen. BEC tahun ini mengangkat tema “The Usingnese Royal Wedding”.

    “Kami terus konsisten mengeksplorasi budaya kami. Banyuwangi Ethno Carnival pun kami gelar dengan tema khusus tiap tahunnya karena budaya lokal kami memang sangat kaya. Setelah tahun-tahun sebelumnya sempat mengangkat gandrung dan barong using, tahun ini yang kami persembahkan adalah tradisi pengantin Suku Using,” kata Bupati Anas.

    Untuk itu, pemilihan tema yang diangkat dalam setiap kegiatan akbar budaya Banyuwangi merupakan hasil diskusi dengan sejumlah budayawan dan seniman Banyuwangi. Hal itu karena mereka dinilai memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih tentang tradisi serta budaya yang berkembang di Banyuwangi.

    “Dalam penyusunan temanya kami selalu melibatkan budayawan serta seniman. Selain mereka memiliki pengetahuan lebih, pelibatan mereka ini untuk menjaga norma serta pakem-pakem tradisi setiap atraksi budaya yang akan kami tampilkan.

    Saat daerah lain getol membawa tema global dalam event budaya lokal, kami justru memperkenalkan budaya lokal ke publik global,” kata Anas. Karnaval yang memadukan modernitas dengan seni tradisional ini dibagi tiga subtema, yaitu Sembur Kemuning, Mupus Braen Blambangan, dan Sekar Kedaton Wetan. Sembur Kemuning merupakan upacara adat pengantin masyarakat pesisiran di Banyuwangi. Para talent yang berperan mengenakan kostum dominasi warna kuning, orange dan ungu.

     Sementara Mupus Braen Blambangan yang didominasi warna merah, hitam dan emas merupakan upacara adat pengantin masyarakat kelas menengah. Sedangkan Sekar Kedaton Wetan merupakan upacara adat untuk pengantin kaum bangsawan yang nantinya akan diperagakan penampil dengan kostum dominasi warna hijau dan perak. 

     Pergelaran karnaval ini diawali tari gandrung kolosal. Setelahnya, disambung prosesi ritual adat kemanten Using, yakni perang bangkat. Sebuah ritus adat yang dilakukan dalam acara pernikahan apabila kedua mempelainya adalah anak terakhir atau anak “munjilan”. (DN ~ ant).-

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com