Buleleng, Dewata News.com — Masalah tingginya kasus hewan penular rabies di Bali, sehingga disebut sebagai daerah penyumbang rabies terbesar di Indonesia, terungkap dalam acara peringatan Hari Rabies se-Dunia tingkat Nasional ke 7 yang digelar di kawasan Lovina, Kalibukbuk, Buleleng, Selasa pekan lalu.
Drg R. Vensia Sitohang M. Epit, staf Pengendalian Penyakit Bersumber
Binatang-P2B2 Kementrian Kesehatan RI menegaskan memang ada alat ukur HPR.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, Ir. I Putu
Sumantra tidak menampik soal tingginya kasus rabies di Bali. “Semua itu dipicu
oleh banyaknya populasi anjing. Hanya saja dalam melakukan eliminasi, tim yang
dikerahkan tidak sembarangan dalam menjalankan tugasnya di lapangan,” tegasnya.
Terkait dengan upaya pemerintah untuk bisa memastikan apakah anjing
bersangkutan mengidap rabies atau tidak, menurut Plh Kepala Balai Besar
Veteriner Denpasar, Drh I Wayan Masa Tenaya, dapat dibuktikan setelah memeriksa
otak anjing di laboratorium.
Dalam menghadapi kasus gigitan anjing di Buleleng yang divonis sebagai
pemilik korban terbanyak di Bali, menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan
Buleleng Ir Nyoman Swatantra, telah dilakukan vaksinasi terhadap 58.703 ekor
anjing dari 80.000 populasi anjing yang terdapat di kabupaten Buleleng. “Yang
telah dieliminasi sampai bulan Oktober 2015 jumlahnya mencapai 1.507 ekor,”
papar Swatantra.
Pada perinhgatan hari rabies sedunia, selain diisi dengan gerakan
vaksinasi dan eliminasi anjing selama 3 hari pada 46 desa di zone merah yang
mencatatkan 66 kasus, juga dilakukan penyerahan bantuan vaksin anti rabies dari
Direktorat Jendral P2PL kepada Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan
Hewan. Yang menarik dari peringatan hari rabies sedunia ke tujuh yakni digelar
penangapan anjing terbanyak yang melibatkan 120 pasukan yang diberi nama
The A-Team. (DN ~ RRI).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com