Tari Predhwaia Nilayam Meriahkan Penutupan Porprov Bali XII
Buleleng, Dewata News.com - Padepokan Seni Dwi Mekar Singaraja kepemilikan Nyoman Durpa melalui tampilan tarian Pradhwaia Nilayam melembutkan suasana upacara penutupan Porprov Bali XII~Buleleng 2015 di Stadion Mayor Metra Singaraja, Sabtu (19/09) petang. Karena sebelum upacara penutupan, digelar pertandingan grand final sepak bola antara Denpasar vs Badung yang dimenangkan Denpasar, sehingga menyisakan kekecewaan tim menejer Badung.
Tarian yang merupakan hasil karya cipta seniman di Bali Utara, Gede Pande Olit dari Padepokan Seni Dwi Mekar Singaraja ini yang diciptakan khusus untuk penutupan porprov ini berjudul Pradhwaia Nilayam. Tarian ini menceritakan sebuah perkumpulan Dewi-Dewi atau bisa dibilang Bidadari berkeliling mengunjungi berbagai tempat.
Sosok seorang dewi dengan paras cantik dan sikap lemah lembut dibawakan dengan apik melalui gerak para penarinya. Semua arua dari Dewi-Dewi itulah kemudian menyebar setelah datang ke daerah yang dikunjunginya.
Pelatih sekaligus keluarga purusa pemilik Padepokan Seni Dwi Mekar, Singaraja Gede Pande Olit ditemui usai pementasan tarian itu mengatakan, tarian ini secara khusus diciptakanya untuk menutup pentas olahraga dua tahunan dimana Buleleng menjadi tuan rumahnya. Selain inisiatifnya sendiri untuk menciptakan tarian ini, sanggarnya ditunjuk oleh pemerintah daerah mengisi acara penutupan porprov tahun ini.
Yang lebih membanggakan, kata dia, tarian ini disaksikan langsung Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta bersama rombongan Muspida Provinsi Bali serta para bupati-walikota di Bali. Selain itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Nyoman Sutjidra, dan para undangan penting lainnya juga menikmati tarian yang disuguhkan oleh Padepokan Seni Dwi Mekar, Singaraja ini.
Menurut Olit, tari yang diciptakannya ini sudah pernah dipentaskan pada saat pameran dan hiburan rakyat 17 Agustus 2015 belum lama ini. Dengan demikian, dia tidak terlalu sulit melatih. Demikian pula penari dan penabuh sebanyak 70 orang tidak mengalami kesulitan dalam mempersiapkan materi pentas. Penari dan penabuh juga sudah sangat hafal dengan gerak dan irama tabuhnya.
Namun, dirinya mengaku kalau tingkat kesulitan tarian ini terletak pada peran penari yang berjumlah cukup banyak untuk menjaga kekompakan gerak. “Tidak ada sebulan saya persiapakan tarian ini. Anak-anak sudah pernah pentas dengan tarian yang sama waktu pameran 17 Agustus 2015. Yang pasti cukup bangga karena pemerintah memberikan ruang untuk kita pentas apalagi menunjukkan ciptaan tari sendiri,” tegasnya.
Di sisi lain, menurut Olit, pemerintah daerah saat ini cukup memperhatikan aktifitas para seniman di Buleleng. Hal ini dibutikan dibukanya ruang pentas yang luas ketika pemerintah menggelar berbagai event. Dengan ruang pentas yang semain terbuka ini, seniman akan dapat mengabdikan karyanya kepada daerah dan lebih penting lagi menunjukkan hasil karya kepada publik. Selain itu, tawaran untuk pentas yang begitu luas ini sekaligus juga mendorong semangat para seniman untuk menciptakan hasil karya yang terbaru. (DN ~ TiR).-
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com