Denpasar, Dewata News. Com - Kondisi kemiskinan Provinsi Bali sesuai dengan data yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menunjukkan tren positif ditandai dengan penurunan prosentase kemiskinan dari tahun sebelumnya. Dimana pada bulan September 2014 angka kemiskinan Bali sebesar 4,76%, dan menjadi 4,74% pada bulan Maret 2015. Namun kondisi tersebut belum memuaskan Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Demikian disampaikannya pada acara Sosialisasi Indeks Pembangunan Manusia Metode Baru dan Kemiskinan Bali Maret 2015 yang dilaksanakan Badan Pusast Statistik Provinsi Bali di Ruang Wiswa Sabha Pratama, Kantor Gubernur Bali, Jumat (25/9).
“Kalau bisa cuma 1% saja kemiskinan di Bali, harusnya kalau kita mau kerja keras menanggulangi aspek – aspek penyebab kemiskinan, saya yakin angkanya itu bisa turun lagi,” tegas Pastika yang mengaku dirinya tidak pernah puas jika berhubungan dengan kemiskinan.
“Saya berambisi bisa melebihi DKI Jakarta dan membawa Bali bebas dari kemiskinan,” imbuh Pastika.
Lebih lanjut Pastika menginginkan agar jajarannya kembali menyisir desa – desa yang memiliki tingkat kemiskinan di atas 10%, menurutnya hal tersebut dilakukan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan. Untuk itu menurutnya diperlukan pemberian bantuan yang mampu mengembangkan kondisi desa – desa miskin.
“Itu tugas pemerintah, dan sudah menjadi kewajiban pemerintah, jadi kalau masih ada masyarakat miskin itu artinya tugasnya belum berhasil secara penuh,” jelas Pastika.
Sementara itu Kepala BPS Provinsi Bali Panusunan Siregar dalam laporannya menyampaikan bahwa kemiskinan di Bali jika dilihat secara absolut ada penambahan jumlah penduduk miskin sebesar 760 jiwa selama periode September 2014 – Maret 2015. Namun secara relatif terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 0,02% dari 4,76% di bulan September 2014 menjadi 4,74% di bulan Maret 2015. Hal ini terjadi karena pertambahan jumlah penduduk miskin jauh lebih kecil dibandingkan pertambahan jumlah penduduk selama periode Sep 2014 s/d Maret 2015.
Selain itu penambahan jumlah kemiskinan secara absolut tersebut dikarenakan adanya peningkatan angka garis kemiskinan. Menurunnya kemiskinan di Bali disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat Bali semakin menyempit yang ditandai dengan penurunan angka Gini Rasio dari 0,4418 pada September 2014 menjadi 0,3768 pada Maret 2015, dan besaran ini masuk kategori ketimpangan sedang. Terjadi perbaikan pembagian “kue” pembangunan yang dinikmati oleh kelompok 40% penduduk terbawah dan kelompok 40% penduduk menengah di Provinsi Bali pada Maret 2015.
Jika pada tahun September 2014 kelompok terbawah dan menengah hanya menikmati 14,29% dan 35,70%, kemudian bertambah menjadi 18,15% dan 38,25%. Tekanan inflasi yang lebih rendah pada periode Pebruari – Maret 2015 (0,13 %) dibandingkan pada periode Agustus – September 2014 (1,01 %). Jumlah Pengangguran di Bali menurun dari 44.126 orang pada Agustus 2014 menjadi 33.611 orang pada Februari 2015, atau berkurang sebanyak 10.515 orang atau sebesar 23,83 %. Meningkatnya pekerja di sektor Informal dari 52,32 % pada Agustus 2014 ke angka 52,67% pada Pebruari 2015.
Saat ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Provinsi Bali berada di peringkat ke 5 dengan angka 72,48 dan berada diatas nilai IPM nasional sebesar 68,90. Namun pertumbuhan IPM Provinsi Bali masih berada di bawah tingkat nasional. Pertumbuhan IPM Provinsi bali hanya 0,54 sedangkan di tingkat nasional sebesar 0,86. (DN - HuM)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com