Hari Pariwisata Internasional - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

9/26/15

Hari Pariwisata Internasional


Jakarta, Dewata News.com -: Tahukah kita berapa jumlah wisatawan yang hilir mudik setiap harinya di berbagai penjuru dunia? Berapa dana yang mengalir setiap harinya dari kegiatan pariwisata ini?  

    Pertanyaan itu menarik dikemukakan sehubungan dengan tema Hari Pariwisata Internasional 27 September tahun ini, yaitu "One Billion Tourists, One Billion Opportunities", yang artinya kurang lebih adalah satu miliar wisatawan, satu miliar pula kesempatan dan keuntungan.  

    Dari data yang ada pada organisasi pariwisata dunia tahun 2014, jumlah wisatawan di seluruh dunia mencapai hampir 1,2 miliar orang, meningkat hampir 5% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai finansial dari pariwisata mencapai 1,5 triliun dolar Amerika.  

    Mengingat besarnya nilai komersial dari pariwisata itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-moon, dalam peringatan Hari Pariwisata Internasional tahun ini meminta para pemimpin dunia untuk bekerja sama memaksimalkan potensi pariwisata itu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dunia, tetapi juga untuk melindungi pelestarian lingkungan dan mendorong pembangunan berkesinambungan.  

    Pernyataan Sekjen PBB itu menarik untuk dicatat, karena tidak semata-mata meningkatnya nilai-nilai perekonomian yang diperhatikan, tetapi ia juga mengingatkan dampak dari pariwisata yang mungkin timbul dalam masyarakat.  

    Catatan kita, pariwisata tidak boleh hanya dilihat dari nilai komersial. Pariwisata, khususnya di Indonesia, harus tetap melindungi nilai-nilai kemanusiaan, kebudayaan nasional, menjaga pelestarian lingkungan, dan melindungi generasi muda dari penyalahgunaan narkoba. Sebab, jika pariwisata hanya kita lihat dari sisi ekonomis, maka sektor yang lain itu dapat menjadi penyebab utama terkikisnya nilai-nilai kebudayaan masing-masing bangsa, serta berdampak negatif bagi lingkungan, dan generasi muda.  

    Kita ambil contoh Bali, misalnya. Tujuan utama destinasi internasional ini harus tetap menjadikan Bali tidak hanya asri dari sisi nilai seni budaya, adat istiadat, tetapi indah dari lingkungannya. Pemerintah harus memperhatikan agar jangan sampai, misalnya, pertumbuhan hotel dan resor, dan juga tempat-tempat hiburan lainnya berdampak pada berkurangnya lahan pertanian dan nilai-nilai kehidupan tradisional.

    Kehadiran para turis manca negara yang membawa gaya hidup masing-masing tidak boleh menggerus nilai-nilai budaya luhur lokal, terutama untuk generasi mudanya.   Ini, tentu, tidak saja di Bali, tetapi untuk daerah lain di Indonesia, dan juga di negara berkembang lainnya. Negara-negara berkembang tidak boleh mengandalkan parisiwata hanya dilihat dari sisi ekonomis, tetapi harus diwaspadai dari dampak yang mungkin timbul daripadanya.  

   Pariwisata memang diperlukan secara ekonomis, tetapi tidak boleh kemudian mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Pariwisata tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi harus tetap melindungi kelestarian lingkungan dan nilai luhur kemanusiaan.  

    Hari Pariwisata Internasional harus dapat menjadi pengingat bagi seluruh bangsa di dunia, terutama di negara-negara berkembang tempat tujuan pariwisata, bahwa sektor ini memang mempunyai pengaruh dan berdampak besar pada nilai keekonomian, tetapi juga mempunyai dampak yang tidak tanggung-tanggung   terhadap nilai sosial, kebudayaan, dan kemanusiaan secara global. (DN ~ RRI).-

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com