Denpasar, Dewata News. Com - Setelah bermalam sebelumnya di salah satu warga penerima bedah rumah di Desa Susut kaja, Bangli , Gubernur Bali Made Mangku Pastika melanjutkan kunjungan kerjanya dengan meninjau lokasi perkebunan holtikultura yang dilaksanakan dengan sistem One Village One Product (OVOP), di Desa Kayuamba, Susut, Bangli, Minggu (27/9).
Perkebunan ini merupakan percontohan yang menanam jenis tanaman perkebunan yang khas dan unggul, serta dikembangkan menjadi satu produk yang dominan untuk menggerakan perekonomian dalam satu desa. Perkebunan tersebut yang awalnya merupakan bantuan dari Kementerian UMKM, kemudian dikelola secara OVOP dengan tenaga ahli pendamping dari Taiwan yang kontrak awalnya selama 4 tahun. Kontrak pertama dimulai tahun 2010 sampai dengan 2014, namun karena kebutuhan pendampingan kotrak kembali diperpanjang setahun pada tahun 2015 untuk kontrak kedua.
Pastika yang baru mengetahui hal itu saat peninjauan mengisntruksikan jajarannya untuk segera mengambil tindakan saat masa kontrak pengelola berakhir. Karena ia tidak mau apa yang sudah dikorbankan untuk mengelola perkebunan itu dengan susah payah meliputi biaya, tenaga dan waktu nantinya terbuang sia-sia. Pastika menilai pembangunan yang selama ini sudah berjalan yang dilaksanakan secara sektoral, sehingga hanya dilaksanaka oleh satu instansi tanpa adanya koordinasi dan tidak terintegrasi dengan program-program lainnya yang bisa mendukung pelaku-pelaku usaha perkebunan tersebut baik UMKM atau petaninya. Untuk itu dengan kehadirannya, Ia berharap jajaran Pemprov pada SKPD terkait melalui program-program Bali Mandara bisa langsung terintegrasi dengan perkebunan itu. Hal itu dijelaskan Pastika seperti integrasi program Gerbangsadu untuk bantuan permodalan,
Simantri dengan bantuan ternak yang kotorannya bisa dimanfaatkan untuk pupuk, ataupun integrasi dinas seperti dinas pertanian melalui penyuluhan-penyuluhan, dan dinas koperasi melalui pendampingan UMKM. Pastika juga menekankan pentingnya sektor pemasaran, karena menurutnya apabila produk yang dihasilkan bagus tetapi pemasaran tidak tepat tentu usaha tersebut tidak akan maju.Untuk itu Ia meminta Disperindag untuk ikut terlibat, dan semua program yang terintegrasi tersebut menurutnya perlu dibawah satu koordinator sehingga memudahkan koordinasi yakni melalui program Gerbangsadu yang dikelola BPMPD.
Sementara itu, salah seorang pegawai pengelola OVOP, Kadek Purwata, menyampaikan perkebunan yang dikelolanya dengan lahan 0,8 Ha, memelihara 2 jenis tanaman yakni jeruk jenis siam sebanyak 242 pohon dan jambu biji sebanyak 148 pohon. Dalam setiap panen, masing-masing pohon jeruk dan jambu biji tersebut menurutnya bisa menghasilkan buah sebanyak 25kg per-pohon. Dan melalui UMKM desa setempat, hasil panen tersebut terutama jeruk menurutnya diolah menjadi produk oleh-oleh berupa pia dan selai. Pemasaran produk-produk tersebut dijelaskannya baru sebatas melayani pemesanan, karena hanya dijual di pusat penjualan oleh-oleh. Ia mengaku kesulitan mengedarkan produk dipasaran.
Selaku Penjabat Bupati Bangli, I Dewa Gede Mahendra Putra, yang ikut mendampingi kunker Gubernur menyatakan apresiasinya atas perhatian yang diberikan Gubernur terhadap kabupaten Bangli. Menurutnya sudah banyak program-program Bali Mandara yang digelontorkan di Bangli, yang mendukung peningkatan perekonomian Bangli. Menjadi kewajibannya untuk mengawal pelaksanaan program-program tersebut, sehingga bisa diketahui tingkat keberhasilannya dan bisa menambahkan kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaannya dilapangan. (DN - HuM)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com